Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Jakarta Perangi TPPO: Jangan Diam, Laporkan!

Kompas.com - 12/09/2014, 10:50 WIB
advertorial

Penulis

DKI Jakarta merupakan tujuan domestik korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) terbesar kedua di Indonesia setelah Kepulauan Riau.

Awal Juli lalu, berbekal laporan warga, Kepolisian dari Polsek Koja juga tercatat menggerebek sebuah rumah kos di kawasan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara. Dalam penggerebekan tersebut, polisi menemukan dan mengamankan tujuh orang anak di bawah umur (ABG) dan dua orang perempuan yang disekap setelah sebelumnya dijanjikan pekerjaan dengan gaji hingga belasan juta rupiah. Berdasarkan modus yang ditemui di lapangan, pihak kepolisian menduga mereka merupakan korban human trafficking.

Jakarta Urutan Kedua

Human trafficking atau perdagangan orang/manusia saat ini dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan bagi para korban (sebagian besar wanita dan anak-anak). Modusoperandi yang kerap digunakan para pelaku antara lain, merekrut calon korban baik dalam maupun luar negeri melalui lembaga-lembaga pengarah tenaga kerja di seluruh Indonesia.

Mengacu pada data organisasi internasional untuk imigrasi (IOM) pada kurun waktu Maret 2005 – September 2010 sebagaimana dilansir Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi DKI Jakarta, DKI Jakarta berada di urutan kedua tujuan domestik korban perdagangan manusia di Indonesia setelah Kepulauan Riau.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyatakan dukungan serta menjamin keseriusan Pemprov DKI Jakarta dalam menanggulangi TPPO. Selain memiliki lembaga pelayanan terpadu bernama Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Pemprov DKI Jakarta juga telah memiliki payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) No 8 Tahun 2011 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan di Provinsi DKI Jakarta. “Kita sudah dan akan terus kasih perhatian. Selain layanan terpadu yang dibiayai APBD, biaya layanan Puskesmas sebagai rujukan bagi para korban juga kita free-kan. Panti-panti juga bisa tampung jika memang diperlukan,” kata Ahok, sapaan akrabnya.

Libatkan Banyak Pihak

Wakil Ketua Bidang Program dan Eksternal P2TP2A, Margaretha Hanita mengatakan, setidaknya terdapat dua pola TPPO yang berkembang di DKI Jakarta. “Pola teputus, yakni perdagangan yang pelakunya melibatkan keluarga (suami atau orang tua) korban, serta pola terorganisir, yakni aktivitas perdagangan yang melibatkan berbagai pihak. “Dalam pola terorganisir, pihak yang terkait biasanya agen-agen pencari tenaga kerja, perangkat desa, petugas kecamatan, petugas imigrasi, serta petugas kepolisian,” ujar Margaretha. 

-

Oleh karena itu, lanjutnya, persoalan penanggulangan TPPO tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak. Margaretha menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam memerangi praktik TPPO, khususnya di wilayah DKI Jakarta. “Kami berharap masyarakat Jakarta semakin peka terhadap lingkungan sekitarnya. “Masyarakat diminta berperan aktif, jangan diam! Jika mencurigai atau menangkap indikasi terjadinya praktik human trafficking, laporkan kepada pihak berwajib supaya bisa ditelusuri kebenarannya. Laporan/pengaduan masyarakat merupakan pintu terdepan untuk membongkar praktik TPPO yang cenderung terjadi secara terselubung,” tandasnya. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com