Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anggota Dewan Digaji Rakyat, tetapi Rapat Paripurna Bolos Semua"

Kompas.com - 15/09/2014, 13:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPRD DKI Jakarta, Muhammad Guntur, menyesalkan sikap anggota Dewan lainnya yang masih saja tidak hadir dalam rapat paripurna. Padahal, rapat paripurna yang diselenggarakan hari ini beragendakan penetapan tiga keputusan penting, yakni penetapan ketua DPRD beserta empat pimpinan, ketua fraksi, dan rancangan tata tertib (tatib). 
 
"Sebagai anggota Dewan yang digaji oleh rakyat, harusnya kerja dong. Rapat paripurna saja tidak ada yang datang, padahal rapat paripurna termasuk kegiatan kerja juga," kata Guntur kesal seraya keluar dari ruang sidang paripurna DPRD, Senin (15/9/2014).
 
Rapat paripurna ini sedianya dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB. Namun, rapat ditunda karena calon pimpinan DPRD belum sepakat atas keputusan penyelenggaraan rapat paripurna tersebut.

Anggota DPRD DKI dari PDI Perjuangan, Dwi Rio, membantah adanya aksi boikot yang dilakukan oleh partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih. Ia menjelaskan, semua perwakilan partai yang menghadiri rapat sudah berada di ruang sidang paripurna. Namun, tidak ada calon pimpinan DPRD yang hadir.

"Semua perwakilan (partai) datang. Dari PDI-P, Gerindra, PKS, Demokrat, Hanura, Golkar, Nasdem, PKB, PAN ada semua," kata Dwi Rio. 

 
Ketua DPRD DKI sementara Jhonny Simanjuntak menjelaskan, empat calon pimpinan DPRD masih belum sepakat terhadap agenda rapat paripurna pada hari ini. Ia menjelaskan, pihaknya pada Jumat (12/9/2014) telah mengundang ketua fraksi yang diusulkan parpol dan calon pimpinan DPRD. Semua perwakilan partai hadir, tetapi tidak demikian dengan calon pimpinan DPRD. Oleh karena itu, hari ini, empat calon pimpinan DPRD yang tidak hadir akan bertemu dengan Jhonny dan menyelaraskan hasil rancangan tata tertib.

Rencananya, Jhonny akan bertemu dengan empat calon pimpinan DPRD pada pukul 13.00 WIB. Apabila pertemuan internal itu menemukan titik temu, maka rapat paripurna dapat dimulai kembali pada pukul 16.00 WIB. Intinya, dia mengatakan, PDI Perjuangan, Partai Hanura, Partai Nasdem, dan PKB telah menyepakati rapat paripurna ini.

Empat calon pimpinan DPRD DKI yang meminta penundaan rapat paripurna adalah Mohamad Taufik (Gerindra), Triwisaksana (PKS), Abraham Lunggana (PPP), dan Ferrial Sofyan (Demokrat).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com