Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: "Ngapain" Saya Ketemu Organisasi Tidak Resmi?

Kompas.com - 24/09/2014, 14:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak perlu melakukan pertemuan dan mengklarifikasi beberapa pernyataannya yang dianggap arogan terhadap Front Pembela Islam (FPI). Selama massa FPI melakukan aksi unjuk rasa di luar Gedung DPRD pun, Basuki memilih menandatangani berbagai dokumen disposisi Pemprov DKI di dalam ruang kerjanya.

"Organisasi tidak resmi seperti itu? Gimana mau (saya) temui coba," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (24/9/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku tidak takut dengan berbagai ancaman dari FPI yang ingin melengserkan dirinya. Sebab, saat menjadi Wagub DKI, Basuki meraih jabatan itu melalui pilkada langsung, oleh rakyat. Pasangan Jokowi-Basuki memperoleh 53 persen suara saat itu.

Sementara itu, lanjut dia, FPI tidak termasuk ke dalam 53 persen suara yang memilihnya menjadi orang nomor dua di Ibu Kota. Maka dari itu, FPI tidak memiliki hak untuk menghambat proses pelantikannya sebagai gubernur DKI Jakarta.
 
Selain itu, mantan kader Partai Gerindra tersebut juga tidak khawatir adanya dukungan beberapa partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih kepada FPI.

"Gerindra harus ingat, (partai) yang mencalonkan saya jadi wagub itu bersama PDI-P juga. Nah saat itu, kursi PDI-P di DPRD 11 kursi dan Gerindra 6 kursi. Jadi, siapa yang lebih berhak (memberhentikan dari wagub), PDI-P atau Gerindra? Enggak apa-apa lah gue demen kalau diberhentiin," ujar Basuki.

Menurut Basuki, hingga kini, status FPI sebagai organisasi masyarakat masih belum jelas di Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kemendagri. Padahal, pada medio Juli 2013 lalu, Mendagri Gamawan Fauzi menyebut bahwa FPI telah terdaftar sebagai ormas di Kemendagri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com