Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggugat Rp 1 Miliar Tuding Mertua Banyak Berbohong

Kompas.com - 26/09/2014, 10:56 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com — Menantu Fatimah (90), Nurhakim (72), mengaku mertuanya telah menyalahgunakan surat sertifikat tanah serta kartu tanda penduduk (KTP) miliknya untuk meminjam uang. Upaya untuk melakukan jalur damai pun telah dilakukan, tetapi dirasa tidak lagi bisa dilaksanakan.

"Tidak bisa damai. Sudah banyak bohongnya dia," tutur Nurhakim kepada Kompas.com saat ikut menghadiri pemeriksaan dari pengadilan di rumah Fatimah, Jumat (26/9/2014).

Nurhakim, atau yang sering disebut Hakim, menceritakan awal mula perselisihan yang dia alami. Tanah yang kini ditempati Fatimah beserta anak-anaknya dulu diakui merupakan tanah warisan dari almarhum ayah Nurhakim dan diberikan kepada Hakim untuk dijadikan tempat usaha. Tanah yang masih kosong tersebut kemudian diminta sementara sertifikat tanahnya untuk meminjam uang dari rentenir.

Uang tersebut, kata Hakim, akan digunakan untuk memberikan warisan kepada delapan anak Fatimah. Hakim yang saat itu telah menikah dengan anak Fatimah, Nurhalim, menyetujui peminjaman sertifikat tanah yang masih atas nama Nurhakim. Dia menganggap tidak apa-apa untuk meminjamkan sertifikat kepada mertuanya dengan dasar kepercayaan. Fatimah pun dikatakan menjanjikan membayar harga tanah tersebut kepada Hakim.

Namun, Hakim menegaskan, Fatimah sampai saat ini sama sekali belum membayar tanah tersebut yang sekarang sudah naik menjadi hampir Rp 1 miliar. Gugatan yang disebutkan oleh Fatimah sejumlah Rp 1 miliar juga disebut Hakim pernyataan yang mengada-ngada. Menurut dia, harga tuntutan sebenarnya yang diminta sebesar Rp 794.000.000 untuk ganti rugi kompensasi tanah dan menuntut membayar ganti rugi pemanfaatan tanah selama 312 bulan dikali Rp 500.000 sejumlah Rp 150.000.000.

Hakim juga menyebut Fatimah sempat memalsukan KTP miliknya dengan dalil mengajukan pinjaman uang. KTP tersebut dibuat dengan tanda tangan dan data diri milik Hakim hanya menggunakan foto milik orang lain.

Dia menegaskan tidak akan lagi mengupayakan jalan damai karena pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan yang diakui dari Fatimah. "Dia (Fatimah) bawa polisi dan tentara ke rumah saya, untung saya enggak digebukin, nanti dikeroyokin lagi," tambah Hakim.

Jalur hukum, menurut dia, sudah merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Dia pun menuturkan akan tetap menjalankan proses hukum yang telah memasuki persidangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com