Itu bukan suara marching band, melainkan alat musik yang dimainkan sejumlah buruh yang ikut dalam unjuk rasa oleh Konfederasi Serikat Pekerja (KSPI) di Jakarta, Kamis (2/10/2014).
"Biar ramai saja ini, Mbak, biar meriah," ungkap Cecep (35), buruh yang bertugas menabuh drum pada unjuk rasa tersebut.
Cecep mengaku mempelajari teknik menabuh drum secara otodidak. Ia pun dengan sejumlah buruh lainnya berinisiatif untuk membuat grup marching band yang khusus tampil saat aksi unjuk rasa berlangsung.
"Cuma buat demo aja ini mah, enggak latihan, beberapa hari sebelum demo saja baru ada omong-omongan," jelas pria berpostur kurus itu.
Alat-alat marching band yang dimiliki Cecep dan teman-temannya adalah milik pribadi. Ia mengaku tertarik memilikinya karena bekerja di pabrik pembuatan alat-alat musik.
Meski begitu, Cecep mengatakan, memainkan alat musik bukan merupakan keahliannya. Ia hanya mampu membuat alat musik. Ia pun berharap, dengan melakukan aksi unjuk rasa ini keluhan buruh dapat didengarkan dan tuntutannya dapat dipenuhi.
Seperti beritakan sekitar 5.000 buruh se-Jabodetabek yang tergabung KSPI melakukan aksi unjuk rasa pada Kamis di Bundaran Hotel Indonesia. Aksi dilanjutkan ke Istana Negara RI, Balai Kota DKI Jakarta, DPR, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Kantor PT Freeport.
Tujuan aksi tersebut antara lain untuk menuntut pemerintah untuk serius memperbaiki kesejahteraan buruh dan rakyat, ditengah masih banyaknya permasalahan perburuhan dan rendahnya kesejahteraan buruh.Salah satu tuntutan mereka adalah menaikkan upah buruh 30 persen pada tahun 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.