"Kalau orang enggak punya duit itu nertibinnya gampang, yang susah itu karena mereka berduit," ujar pria yang akrab disapa Ahok ini di sela-sela peresmian Taman Putra Putri di Pluit, Penjaringan, Jakarta Pusat, Sabtu (11/10/2014).
Ahok mengatakan, pedagang-pedagang yang tidak mau ditertibkan biasanya telah berjualan selama bertahun-tahun. Karena tidak membayar uang sewa, keuntungan mereka menjadi berlipat dan cepat kaya.
Setelah itu, mereka justru menyewakan lahan-lahan, yang sebenarnya milik pemerintah, ke pedagang lainnya. "Jadi, makin kayalah mereka itu. Yang kaya tambah kaya. Makanya ini harus dihentikan. Kalau mereka sudah enggak mau jualan, ya jangan disewa-sewakan," tandas Ahok.
PKL yang kembali berjualan juga merupakan salah satu kendala penertiban. Menurut Ahok, hal ini terjadi karena mereka mampu melobi-lobi petugas setelah ditertibkan.
Oleh karenanya, Pemprov DKI Jakarta berupaya menggandeng pengembang untuk membangun suatu tempat yang telah ditertibkan. Tujuannya supaya pembangunan segera selesai tanpa harus menunggu kucuran dana APBD.
"Kalau nunggu APBD kan harus tahun depan, sementara PKL bisa balik jualan lagi," ujar Ahok. "Makanya lebih baik gandeng pengembang biar tempat ini segera dibangun."
Tempat terbaru hasil penertiban yang diresmikan Pemprov DKI Jakarta adalah Taman Putra Putri. Sebelum para pedagang liar ditertibkan, di lokasi seluas 3,3 hektar ini terdapat 40 bangunan serta 112 lapak dan kios.
Kini taman tersebut sudah selesai dibangun dengan fasilitas, antara lain, jogging track sepanjang 1 kilometer, batu-batu refleksi, dan mainan anak-anak. Di taman tersebut terdapat tanaman-tanaman, seperti palem, dan tanaman hias lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.