Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: PKL Susah Ditertibkan karena Mereka Berduit

Kompas.com - 11/10/2014, 14:13 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok berpendapat, kesulitan dalam penertiban pedagang kaki lima (PKL) terjadi karena mereka sebenarnya berasal dari kalangan mampu.

"Kalau orang enggak punya duit itu nertibinnya gampang, yang susah itu karena mereka berduit," ujar pria yang akrab disapa Ahok ini di sela-sela peresmian Taman Putra Putri di Pluit, Penjaringan, Jakarta Pusat, Sabtu (11/10/2014).

Ahok mengatakan, pedagang-pedagang yang tidak mau ditertibkan biasanya telah berjualan selama bertahun-tahun. Karena tidak membayar uang sewa, keuntungan mereka menjadi berlipat dan cepat kaya.

Setelah itu, mereka justru menyewakan lahan-lahan, yang sebenarnya milik pemerintah, ke pedagang lainnya. "Jadi, makin kayalah mereka itu. Yang kaya tambah kaya. Makanya ini harus dihentikan. Kalau mereka sudah enggak mau jualan, ya jangan disewa-sewakan," tandas Ahok.

PKL yang kembali berjualan juga merupakan salah satu kendala penertiban. Menurut Ahok, hal ini terjadi karena mereka mampu melobi-lobi petugas setelah ditertibkan.

Oleh karenanya, Pemprov DKI Jakarta berupaya menggandeng pengembang untuk membangun suatu tempat yang telah ditertibkan. Tujuannya supaya pembangunan segera selesai tanpa harus menunggu kucuran dana APBD.

"Kalau nunggu APBD kan harus tahun depan, sementara PKL bisa balik jualan lagi," ujar Ahok. "Makanya lebih baik gandeng pengembang biar tempat ini segera dibangun."

Tempat terbaru hasil penertiban yang diresmikan Pemprov DKI Jakarta adalah Taman Putra Putri. Sebelum para pedagang liar ditertibkan, di lokasi seluas 3,3 hektar ini terdapat 40 bangunan serta 112 lapak dan kios.

Kini taman tersebut sudah selesai dibangun dengan fasilitas, antara lain, jogging track sepanjang 1 kilometer, batu-batu refleksi, dan mainan anak-anak. Di taman tersebut terdapat tanaman-tanaman, seperti palem, dan tanaman hias lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com