Kepala Unit Pengelola Kawasan Monas Rini Hariyani, Selasa (7/10), mengatakan, para pedagang sudah terdata dan sudah mulai diberikan sosialisasi. ”Kami tidak ingin kawasan Monas ini terlihat kumuh. Jadi, semua mulai ditata, termasuk para pedagang yang boleh berjualan di kawasan ini,” ujarnya.
Kawasan yang dimaksud adalah lapangan IRTI yang kini tengah direvitalisasi oleh pihak ketiga. Nantinya, kawasan ini dibagi menjadi dua area, yakni pusat jajanan yang modern dan tempat penjualan cendera mata.
Namun, jajanan dan cendera mata yang akan dijual, menurut rencana, berbeda dengan yang dilakukan para pedagang itu saat ini. Jenis makanan dan ragam cendera mata akan dibuat bervariasi agar pengunjung yang datang ke Monas bisa menikmati aneka jenis kuliner dan mendapatkan beragam jenis cendera mata dari sejumlah daerah.
Karena ada variasi jenis makanan yang dijual, perlu ada peningkatan keahlian bagi para pedagang. Selain itu, model berdagang tanpa uang tunai juga tengah dimatangkan untuk mencegah kebocoran dan pengalihtanganan kios.
”Pembangunan kawasan untuk berjualan para PKL ini dilakukan lewat dana tanggung jawab perusahaan (corporate social responsibilty/CSR) sebuah perusahaan swasta. Direncanakan, akan ada pengelola yang khusus mengurusi pusat jajan dan penjualan cendera mata,” kata Rini.
Adapun selama lokasi baru dibangun, PKL menempati lokasi penampungan yang terletak di depan pintu masuk ke taman Monas.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, PKL nantinya tidak boleh tidur di area Monas. Pedagang hanya boleh berjualan pada jam yang ditentukan setelah itu mereka diminta meninggalkan area Monas. ”Larangan ini dimaksudkan agar kawasan Monas tetap steril, nyaman dan aman bagi siapa pun,” kata Saefullah.
Masa transisi
Sampai akhir 2014, pengelolaan Monas dalam masa transisi. Saefullah mengatakan, UP Kawasan Monas akan diubah menjadi Kantor Pengelola Kawasan Monas. Pemprov DKI menunjuk Rini Hariyani sebagai Kepala Kantor, didampingi pelaksana tugas Sekretaris Kantor yang berhak mengelola anggaran sendiri. ”Selebihnya, terdiri dari staf yang ada saat ini,” katanya.
Rini menambahkan, hingga akhir tahun ini, pihaknya fokus membenahi administrasi termasuk pengalihan aset. ”Sementara ini belum ada kegiatan fisik yang besar dengan sumber dana dari APBD karena waktu sudah mendekati akhir tahun,” katanya.
Dia mengatakan, biaya penggajian karyawan dan petugas di kawasan Monas diambil dari dana yang sudah dialokasikan oleh dua institusi terdahulu, yakni UPT Tugu Monas dan UPT Taman Monas. Kedua institusi itu kini dilebur menjadi UP Kawasan Monas. (ART/NDY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.