JAKARTA, KOMPAS.com - Parsini (50) menjadi orang pertama yang menemukan pemulung bernama Jawawi dalam kondisi tak bernyawa di dalam gubuknya, Jalan Kramat, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
“Mungkin saya yang pertama tahu, karena saya biasa menawarkan kopi atau teh saat pagi hari,” ujar dia saat ditemui di lokasi, Jumat (3/5/2024).
Parsini mengungkapkan, mulanya dia hendak menawari Jawawi kopi atau teh sekitar pukul 05.00 WIB.
Namun, ketika diajak berbicara, Jawawi disebut tak merespons perkataannya.
Baca juga: Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung
“Saya tanya, ‘Pakde mau kopi atau teh?’. Tapi, tidak ada jawabannya,” tutur dia.
Parsini lantas memanggil tetangga untuk membantu membangunkan Jawawi. Namun, ketika coba dibangunkan berkali-kali, hasil tetap nihil dan tak ada jawaban.
“Teman kemudian bilang bahwa Pakde Jawawi sudah 'tak ada' (meninggal dunia). Padahal, semalam saya masih mengobrol sama beliau,” ungkap Parsini.
Setelah itu, warga sekitar memanggil pihak puskesmas untuk melakukan pemeriksaan guna memastikan kondisi Jawawi. Tak lama kemudian, tenaga kesehatan pun menyatakan bahwa Jawawi sudah meninggal dunia.
Baca juga: Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun
“Kami panggil pihak puskesmas. Setelah dinyatakan meninggal dunia, puskesmas menelepon polisi karena prosedurnya seperti itu,” ucap Parsini.
Diberitakan sebelumnya, seorang pemulung bernama Jawawi ditemukan meninggal dunia di dalam gubuk yang djbangunnya, Jalan Kramat, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Kapolsek Jagakarsa AKP Iwan Gunawan mengungkapkan, korban menghembuskan napas terakhirnya karena sakit.
Namun, belum diketahui secara pasti penyakit apa yang diderita korban.
“Penyebabnya sakit, soalnya kami menemukan obat-obatan di sana,” tutur dia.
Iwan mengungkapkan, korban sudah lama tinggal di sekitar Jalan Kramat.
Ia mendirikan gubuk bersama beberapa rekan seprofesinya yang berasal dari kampung halamannya, Pati, Jawa Tengah.
“Orang di sekitar sana sudah kenal sama beliau. Sudah tahu bahwa beliau sehari-harinya bekerja sebagai pemulung,” tutup Iwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.