Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Puskesmas di Jakarta Ganti Status Jadi Rumah Sakit

Kompas.com - 17/10/2014, 08:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 18 puskesmas kecamatan yang tersebar di berbagai wilayah di DKI Jakarta resmi berganti status menjadi rumah sakit tipe D. Perubahan status tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur No 1024 tahun 2014.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati mengatakan, saat ini, persiapan terkait perubahan status puskesmas kecamatan menjadi RS tipe D hanya tinggal menunggu pejabat yang akan mengisi posisi direktur rumah sakit. Rencananya pejabat yang akan mengisi posisi direktur RS akan berasal dari pegawai negeri sipil golongan III B.

"Pergub yang mengatur perubahan puskesmas jadi rumah sakit sudah ada. Kami sekarang tinggal menunggu proses lelang jabatan untuk direktur selesai. Kalau lelang sudah selesai dan direkturnya sudah ada, bulan November bisa kita launching,” kata Dien saat dihubungi, Kamis (16/10/2014).

Data dari Dinas Kesehatan DKI menyebutkan, ke-18 puskesmas kecamatan yang akan berubah status menjadi RS tipe D tersebar di lima wilayah. Ke-18 puskesmas tersebut yakni puskesmas kecamatan Johar Baru; Cempaka Putih; Kemayoran, Sawah Besar; Menteng (Jakarta Pusat); puskesmas kecamatan Kramat Jati, Pasar Rebo, Ciracas (Jakarta Timur); Selanjutnya ada puskesmas kecamatan Tebet, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pesanggrahan, Jagakarsa (Jakarta Selatan); puskesmas kecamatan Kembangan dan Kalideres (Jakarta Barat); serta puskesmas kecamatan Cilincing, Pademangan, Koja (Jakarta Utara).

Syarat minimum RS tipe D adalah memiliki minimal 40 tempat tidur, memiliki dokter spesialis, dan jumlah rata-rata per harinya mencapai 850-1.000 per hari nya. Beberapa fasilitas yang wajib dimiliki yakni unit gawat darurat 24 jam, laboratorium, USG, dan rontgen.

Menurut Dien, ke-18 puskesmas kecamatan yang akan menjadi RS tipe D merupakan deretan puskesmas yang telah menerapkan rawat inap dalam beberapa tahun terakhir. "Dari 44 puskesmas kecamatan yang ada saat ini, 29 di antaranya sudah beroperasional rawat inap. Sementara sisanya belum memiliki layanan rawat inap," ujar Dien.

Dien memaparkan, dilakukannya perubahan status puskesmas menjadi RS tipe D bertujuan untuk peningkatan pelayanan, terutama di daerah yang luas dengan penduduk yang padat. Menurut dia, saat ini sangat sering terjadi puskesmas yang tak mampu menampung warga yang hendak berobat karena keterbatasan kapasitas.

"Kami berharap dengan adanya perubahan terhadap 18 puskesmas kecamatan yang nanti berubah jadi RS tipe D tidak ada lagi pasien yang tertumpuk di RSUD. Kalau sakitnya tergolong ringan tidak perlu mendatangi RSUD, karena sudah bisa dilayani di RS tipe D," ujar Dien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com