Pantauan Kompas.com, kebanyakan pedagang yang berjualan di tempat bagi pejalan kaki ini yaitu tukang nasi goreng, soto ayam, cilok, dan beragam minuman. Sedangkan makanan gratis yang merupakan "Syukuran Rakyat" adalah mi ayam baso, ketoprak, dan siomay serta makanan kecil yang bermacam-macam.
Salah seorang pedagang mengaku bahwa sebenarnya mereka juga diajak terlebih dahulu untuk ikut dalam "Syukuran Rakyat" di dalam Monas. Kendati demikian, dikatakan bagi pedagang yang kesiangan datang ke Monas tidak lagi diperbolehkan masuk.
"Saya datang tadi pagi, padahal harusnya dari tengah malam atau subuh-subuh," ujar Ratim, pedagang cilok isi asal Banyuwangi kepada Kompas.com.
Menurut Ratim, dia juga seharusnya membawa kertas tanda bukti pedagang yang ikut dalam "Syukuran Rakyat". Dia pun mengaku bahwa pedagang yang sudah terlebih dahulu di dalam bukan merupakan makanan sumbangan secara sukarela.
"Itu pada dibayar 1,5 sampai 2 juta loh. Lumayan kan kalau dagangan kita 1 juta kita bilang 2 juta bisa-bisa saja," ujar dia.
Pedagang di pedestrian di luar Monas ini pun seakan mendapatkan rezekinya sendiri. Terlihat ada beberapa orang yang makan di sana untuk kemudian masuk ke dalam Monas mengikuti acara "Syukuran Rakyat". "Kita makan dulu, makan gratis di dalam soalnya masih nanti," kata salah satu pengunjung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.