Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ahok Dimarahi Sofjan Wanandi dan Dipuji-puji Buruh

Kompas.com - 05/11/2014, 10:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku konsisten memperjuangkan upah buruh yang sesuai. Hanya saja, menurut dia, tuntutan buruh kepada Pemprov DKI semakin lama semakin melonjak. Ia pun menceritakan bagaimana kisahnya memperjuangkan upah buruh hingga dimarahi oleh Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi.
 
"Ingat enggak dulu waktu tahun 2012, penetapan UMP (upah minimum provinsi) 2013, kami naikkan nilainya sampai 43 persen, mereka (buruh) memuji-muji kami. Sampai-sampai Sofjan Wanandi marah sama saya datang ke kantor (Balai Kota) dan mengancam mau menutup pabrik," cerita Basuki, Selasa (4/11/2014).
 
Besaran nilai UMP 2013 adalah Rp 2.200.000 atau naik sekitar 43,8 persen dari UMP DKI 2012, yakni sebesar Rp 1.529.150. Saat itu, Basuki selalu menerima kehadiran buruh yang melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota.

Selain itu, Basuki juga ikut turun ke dalam aksi dan menyuarakan janji-janjinya di hadapan buruh. Kendati demikian, pria yang akrab disapa Ahok itu mengakui, peningkatan UMP hingga 43,8 persen saat itu bukan karena ia tertekan atas desakan buruh. Hanya, nilai UMP selama 5 tahun atau pada periode Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tidak pernah mengalami peningkatan.

"Lima tahun kalian (buruh) dizalimi, nilai UMP selalu di bawah KHL, ya saya tidak terima. Saya ingat pas saya marah-marah ke Apindo, saya bilang, 'Kamu kira buruh itu budak, digaji di bawah KHL. Saya bilang tutup saja semua perusahaan daripada terjadi perbudakan'. Wah pas itu, buruh teriak-teriak senang membela saya, dan bos-bos memaki-maki saya," ujar Basuki.
 
Masuk tahun 2013, survei menunjukkan bahwa KHL hanya mengalami sedikit peningkatan. UMP DKI 2014 senilai Rp 2.441.301,74, naik sekitar 6 persen dari UMP DKI 2013 sebesar Rp 2.216.243,68. Nilai peningkatan yang hanya kecil itu membuat buruh geram. Hampir setiap hari, buruh melakukan aksi unjuk rasa di halaman Balai Kota DKI Jakarta. Bahkan, beberapa di antara mereka menuding Joko Widodo-Basuki sebagai Raja Upah Murah dan Gubernur Topeng Monyet. Basuki pun kesal saat buruh melakukan aksi ke Balai Kota dengan membawa keranda jenazah dan memasang foto dia bersama Jokowi di dalamnya.
 
Pada tahun 2014, buruh kembali melakukan aksi unjuk rasa di halaman Balai Kota. Mereka menuntut Basuki memenuhi UMP hingga Rp 3,7 juta. Basuki pun kembali menerima perwakilan buruh untuk berdiskusi dengannya. Saat bertemu, buruh meminta pemerintah menambah kebutuhan air minum. Basuki pun menyanggupinya. Namun, buruh sempat kecewa dengan isi komponen mereka. Sebab, buruh menilai bahwa KHL mereka turun karena hanya mendapatkan buah berupa pepaya dan pisang.

"Eh, mereka enggak mau ada buah-buahannya pepaya sama pisang, ya gue marah-marah. Dia bilang gara-gara buahnya pepaya sama pisang, jadi murah nilai komponen mereka, kan kurang ajar kayak gitu," kata Basuki.
 
Oleh karena itu, sebagai pemerintah, Basuki bakal berupaya bertindak seadil mungkin. Ia berharap tidak ada perusahaan yang bangkrut dan tidak ada perbudakan di Jakarta. Pemerintah berkewajiban memberi jaminan pendidikan, kesehatan, serta hidup layak kepada warganya. Pemprov DKI memberi buruh Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), dan unit rusunawa.

Untuk jaminan transportasi, Basuki berjanji bakal terus memperbanyak unit transportasi massal dengan sistem pembayaran e-money. "Kalau (buruh) masih kurang ajar juga ya (perusahaan) pecat saja semua, masih banyak (buruh) yang mau kerja, kok. Makanya, saya bilang enggak usah ribut-ribut. Kalau perusahaan tidak bisa membayar sesuai KHL yang kami tetapkan, ya tutup saja dan pindah ke luar kota, mau saya ubah peruntukannya jadi hotel dan mal," pungkas dia.
 
Adapun survei KHL yang ditetapkan untuk bulan Oktober menunjukkan angka Rp 2.448.000. Besaran KHL itu akan menentukan besaran UMP DKI 2015 mendatang. Basuki memprediksi, nilai UMP DKI 2015 mengalami sedikit peningkatan dari KHL, yakni sekitar Rp 2,7 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com