"Aksi ini merupakan aksi pemanasan menjelang penentuan UMP (upah minimum provinsi) dilakukan. Diperkirakan, akan ada 12.000 buruh yang turun ke jalan," ujar Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea kepada wartawan di kantornya, Kamis (6/11/2014).
Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari aksi-aksi buruh yang selama ini berjalan. Andi menegaskan, selama tuntutan buruh belum dipenuhi, pihaknya akan terus melakukan aksi.
Dalam unjuk rasa tersebut, kata Andi, buruh akan melakukan orasi di depan Istana Negara. Ini disebabkan aksi tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.
"Kita semua tahu, KSPSI merupakan motor utama pemenangan Jokowi menjadi presiden. Tapi, kami bukan pendukung buta, kami tetap kritis kepada Presiden. Kalau membuat kebijakan tidak pro-rakyat, tentu akan kami kritisi," papar Andi.
Andi menilai, kebijakan menaikkan harga BBM hanya akan membebani rakyat kecil. Pasalnya, kenaikan harga BBM akan melahirkan efek domino, seperti naiknya harga makanan dan sewa rumah. Ia berharap, dengan aksi tersebut, aspirasi buruh bisa didengar.
"Bukan hanya pengusaha yang perlu menaikkan biaya upah, kami berharap pemerintah juga memperhatikan kesejahteraan buruh dengan memberikan jaminan kesehatan, pendidikan anak, dan transportasi," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.