Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Pendukung Jokowi Tolak Kenaikan Harga BBM Subsidi

Kompas.com - 06/11/2014, 14:43 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) berencana untuk menggelar aksi unjuk rasa dari Bundaran Hotel Indonesia ke Istana Negara pada Senin (10/11/2014) mendatang sekitar pukul 10.00. Aksi tersebut bertujuan untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak sebesar 30,7 persen dan menolak politik upah murah.

"Aksi ini merupakan aksi pemanasan menjelang penentuan UMP (upah minimum provinsi) dilakukan. Diperkirakan, akan ada 12.000 buruh yang turun ke jalan," ujar Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea kepada wartawan di kantornya, Kamis (6/11/2014).

Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari aksi-aksi buruh yang selama ini berjalan. Andi menegaskan, selama tuntutan buruh belum dipenuhi, pihaknya akan terus melakukan aksi.

Dalam unjuk rasa tersebut, kata Andi, buruh akan melakukan orasi di depan Istana Negara. Ini disebabkan aksi tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

"Kita semua tahu, KSPSI merupakan motor utama pemenangan Jokowi menjadi presiden. Tapi, kami bukan pendukung buta, kami tetap kritis kepada Presiden. Kalau membuat kebijakan tidak pro-rakyat, tentu akan kami kritisi," papar Andi.

Andi menilai, kebijakan menaikkan harga BBM hanya akan membebani rakyat kecil. Pasalnya, kenaikan harga BBM akan melahirkan efek domino, seperti naiknya harga makanan dan sewa rumah. Ia berharap, dengan aksi tersebut, aspirasi buruh bisa didengar.

"Bukan hanya pengusaha yang perlu menaikkan biaya upah, kami berharap pemerintah juga memperhatikan kesejahteraan buruh dengan memberikan jaminan kesehatan, pendidikan anak, dan transportasi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com