Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD DKI: Saya Seperti Makan Gaji Buta

Kompas.com - 18/11/2014, 10:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengeluhkan tak kunjung terbentuknya alat kelengkapan di lembaga yang ia pimpin. Menurut Pras, tanpa alat kelengkapan, DPRD DKI tak bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga legislatif. Pras bahkan mengibaratkan para anggota DPRD DKI seperti makan gaji buta selama hampir tiga bulan terakhir, karena belum juga membentuk komisi dan badan pasca-dilantik pada 25 Agustus 2014.

"Tanpa alat kelengkapan dewan, anggota DPRD DKI tidak bisa kerja. Jadi memang beberapa bulan ini saya seperti makan gaji buta," ujar dia di Gedung DPRD DKI, Senin (17/11/2014).

Pras menyesalkan, sikap fraksi yang meminta jatah pimpinan komisi tak sesuai dengan yang seharusnya mereka dapatkan. Menurut Pras, pembagian pimpinan komisi seharusnya disesuaikan dengan perolehan suara hasil pemilu, bukan berdasarkan pada jumlah kursi di tiap fraksi.

Ia kemudian menyontohkan sikap fraksi Demokrat-PAN yang meminta jatah pimpinan komisi sebanyak tiga kursi, dari seharusnya hanya dua kursi. Menurut Pras, alasan fraksi Demokrat-PAN meminta jatah lebih pimpinan fraksi karena merasa memiliki 12 kursi, pasca-penggabungan yang mana Demokrat memiliki 10 kursi (peringkat lima pemilu) dan PAN yang hanya memiliki 2 Kursi (peringkat 10 pemilu).

"Seharusnya mengacu pada hasil pemilu, bukan jumlah kursi per fraksi. Karena kalau hitung jumlah kursi per fraksi, susah, kan ada fraksi gabungan," kata politisi PDI Perjuangan itu.

Meski demikian, Pras mengaku akan terus mencoba melakukan pendakatan terhadap semua fraksi. Ia menargetkan akan merampungkan pembentukan alat kelengkapan pasca-pelantikan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

"Jadi, minggu ini kemungkinan kita akan melantik Ahok. Nanti setelah Ahok dilantik, pembicaran mengenai pembentukan alat kelengkapan akan dilanjutkan lagi," tukas dia.

Saat ini, di DPRD DKI ada lima komisi, yakni komisi A, B, C, D dan E. Komisi A adalah komisi yang membawahi bidang pemerintahan, Komisi B untuk perekonomian. Komisi C untuk keuangan, Komisi D untuk pembangunan, dan Komisi E untuk kesejahteraan sosial. Tiap komisi memiliki tiga unsur pimpinan, yang terdiri dari ketua, wakil, dan sekretaris. Dengan demikian, jumlah keseluruhan kursi pimpinan yang ada pada alat kelengkapan di DPRD DKI ada sebanyak 15 kursi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com