Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Asyiknya Nonton Bareng Pentas Teater

Kompas.com - 18/11/2014, 10:31 WIB
advertorial

Penulis

Pernah  merasakan  asyiknya  menonton  pertunjukan teater? Pengalaman ini dirasakan oleh lebih kurang 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri. Nonton bareng kali ini dilakukan pada hari Minggu, 16 November 2014, di Gedung Kesenian Jakarta. Gedung  ini merupakan salah satu tempat yang cukup ternama, yang seringkali dipergunakan untuk mementaskan berbagai karya  seni  berkualitas di Indonesia. Gedung ini juga merupakan salah satu peninggalan sejarah di Jakarta.

Lakon  yang ditonton kali ini adalah “Republik Cangik”, yang merupakan karya ke-136 dari Teater  Koma, sebuah  kelompok  seni  terkenal yang  telah berkarya lebih dari 36 tahun di Indonesia.  Pertunjukan  seni  ini  digarap  dengan  apik. Pementasan  akan  berlangsung selama 10 hari sejak  tanggal 13 November hingga 22 November 2014. Pementasan melibatkan total 85 kru yang berada di bawah asuhan N. Riantiarno dan Ratna Riantiarno. 

Tentunya untuk dapat mempersembahkan sebuah karya seni yang berkualitas diperlukan persiapan yang matang.  Menurut  Ratna  Riantiarno,  para  pelaku  seni  melakukan latihan selama  kurang  lebih  3 bulan. Pelatihan  mencakup berbagai aspek, seperti latihan peran, olah vokal,  dan  lain-lain.  Pada umumnya latihan ini dilakukan pada sore hingga malam hari. Latihan dilakukan selama 4 hari dalam satu minggu.  Mendekati  waktu pementasan, jadual  latihan semakin  ketat, yakni menjadi 5 hari/minggu.

“Republik  Cangik”  yang disutradarai N. Riantiarno mengetengahkan tokoh punakawan wanita, yaitu  Limbuk  dan  Cangik.  Tokoh ini masuk ke pewayangan Indonesia pada era Wali Songo sebagai  sentral  cerita.  N. Riantiarno ingin  mengangkat cerita  mengenai  kekuatan dan peran perempuan  dalam  membangun  sebuah  negara. Dalam pentas teater ini dikisahkan Negeri Suranesia harus memilih pemimpin. Tugas penting  ini diemban oleh Limbuk dan Cangik.

Diharapkan  hal  ini  dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Sang sutradara ingin  mendorong   agar lebih banyak lagi perempuan Indonesia turut berperan dalam masyarakat.  Wanita  Indonesia  diharapkan  agar  semakin berani  dan  terbuka,  serta turut aktif membangun negara,  termasuk ikut masuk kancah politik dengan tetap mengedepankan kejujuran, kerja keras, keberanian mengemukakan pendapat, saling menghormati dan sikap rendah hati.

“Wah, senangnya bisa nonton teater bareng teman-teman,” ungkap Farah Nadira Noer, mahasiswa jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi  Bandung  (ITB). “Cara  membawakan  cerita  yang  dipentaskan  sangat  menarik, cair, dan segar.  Pesan-pesan  nilai  yang  disampaikan  dalam  pementasan  “Republik Cangik” ini dikemas  dengan  ringan,  diselingi  dengan  humor,  sehingga  mudah  dicerna penonton. Secara keseluruhan,  pementasan  ini  disuguhkan  sangat apik. Selain bisa nonton bareng teman-teman, kita juga dapat memetik nilai-nilai yang terkandung dalam pementasan ini,” imbuhnya.

Farah  salah  seorang  dari  seratus  mahasiswa  penerima  beasiswa  Bakti  BCA  yang  diundang  untuk  menyaksikan  secara  langsung  pementasan “Republik  Cangik”. Keseratus  mahasiswa  ini  berasal  dari  berbagai  fakultas  dan perguruan tinggi negeri, antara  lain  Universitas  Indonesia, Universitas  Padjadjaran,  Institut  Teknologi  Bandung , dan  Institut  Pertanian Bogor , bersama para dosen pendamping.  “Hal  ini  merupakan  wujud  komitmen  BCA  untuk  mendukung  pengembangan  pendidikan,  serta  perkembangan seni dan budaya Indonesia,” ungkap  Sekretaris  Perusahaan BCA Inge Setiawati.

Diharapkan  melalui  kegiatan ini  dapat  menumbuhkan rasa memiliki seni dan budaya Indonesia pada generasi muda Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. Dengan lebih mengenal seni, diharapkan generasi muda Indonesia juga dapat lebih menghargai karya seni bangsa, dan  dalam jangka  panjang  turut  aktif  mengembangkan  seni  budaya Indonesia, sebagai bagian dalam pengembangan karakter bangsa. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com