Salah satunya adalah Aleng (44). Pria yang tinggal di Jakarta Barat ini menganggap kenaikan harga BBM merupakan hal yang lumrah. Kebijakan tersebut juga dinilainya tidak dapat berubah karena telah melewati berbagai pertimbangan yang dipikirkan oleh pemerintah.
"Saya enggak ikut antre semalam. Percuma, habis ngantre, besoknya sudah naik kok," kata Aleng kepada Kompas.com, Selasa (18/11/2014) pagi.
Senada dengan Aleng, Ria (34) yang tinggal di Tangerang berpandangan bahwa sah-sah dan wajar saja kalau kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000. Dia pun mengaku tidak keberatan karena hanya perlu menambah sedikit kocek untuk membeli BBM Premium.
"Kalau biasanya saya isi full Rp 15.000 cukup buat bolak-balik ke Cipinang sehari. Pas naik ini, paling nambah jadi Rp 20.000," tutur Ria.
Dia pun menyayangkan pihak-pihak yang masih berdemo menuntut kembalinya harga BBM. Menurut Ria, dibanding melakukan unjuk rasa terus menerus, lebih baik memberikan sumbangsih yang positif untuk pemerintah dan mengawal kebijakan kenaikan harga BBM ini.
"Lu teriak-teriak harganya juga enggak bakalan turun," ujar dia.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan untuk menaikkan Harga BBM bersubsidi, terhitung berlaku pada pukul 00.00 WIB sejak tanggal 18 November 2014. Besaran untuk harga BBM subsidi pun disebutkan oleh Jokowi.
"Harga premium ditetapkan dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Harga solar ditetapkan dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500," ucap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.