Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Minta Megawati Membelanya

Kompas.com - 23/11/2014, 14:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sedikit "curhat" kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dia meminta wejangan terkait penolakan segelintir pihak yang mendesaknya turun dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.

Hal ini tercetus saat Basuki berkesempatan mewawancarai Megawati pada acara Mata Najwa yang ditayangkan pada Sabtu (22/11/2014) malam. Basuki membukanya dengan soal keputusan Megawati yang memilih Joko Widodo maju sebagai calon presiden saat Pilpres 2014 lalu.

Menurut Basuki, Megawati tentu sudah mengetahui efeknya bahwa jika Jokowi menang menjadi presiden, dia akan naik menjadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi.

"Ini jadi masalah lagi Bu karena banyak orang berpikir, orang keturunan Tionghoa, non-Muslim lagi, mimpin Ibu Kota. Ibu pasti sudah tahu, kalau Pak Jokowi jadi presiden, saya jadi gubernur. Pandangan Ibu tentang nasionalisme bagaimana? Minimal belain saya Bu, saya baru dilantik," seloroh pria yang akrab disapa Ahok itu sambil tertawa.

Megawati dengan gaya khasnya berkomentar singkat. "Saya membela kan tidak pakai ngomong. Saya bela pakai tindakan," kata dia, yang langsung disambut tepuk tangan para penonton Mata Najwa di studio.

Megawati pun mengingatkan bahwa para pendiri bangsa sudah meletakkan dasar negara, yaitu Pancasila, sehingga semua pihak sudah tidak lagi memikirkan terkait SARA, seperti perbedaan suku, agama, ras, dan sebagainya. "Jadi, semua adalah negara Indonesia," ucap Megawati.

Mendengar jawaban Megawati itu, Basuki terlihat tertawa senang. Acara wawancara terus berlangsung diiringi gelak tawa keduanya serta penonton di studio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com