Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dodol Betawi Tembus Arab Saudi

Kompas.com - 24/11/2014, 15:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kuliner khas Ibu Kota adalah dodol Betawi. Ya, makanan khas warga Betawi tersebut merupakan penganan yang saat ini telah melanglang buana ke berbagai negara.

Tidak hanya rasanya yang khas, di dalam pengolahannya pun mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Bahkan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, pernah memberikan perhatian khusus.

Salah satu usaha pembuatan dan pengolahan dodol Betawi di Ibu Kota yakni Mamas Masditoh (65). Menurut Mamas, dodol Betawi bukan hanya sekadar penganan saja. Di dalamnya terdapat nilai-nilai filosofis yang merupakan pesan moral 'kagak punya baju nggak ape-ape, asal bikin dodol'. Pesan tersebut diturunkan setiap generasi.

Dodol yang dibuatnya, kata Mamas, tidak hanya diminati warga Jakarta, tetapi juga turis mancanegara seperti Arab Saudi. Bahkan, dodol buatannya pernah mendapat sertifikat dari Joko Widodo, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Dodol saya sudah sampai Arab Saudi. Pernah dapat sertifikat dari Pak Jokowi tahun 2013," ujar warga Condet Batu Ampar RT 13/04 Kramatjati, Jakarta Timur itu kepada beritajakarta.com, Minggu (23/11).

Usaha pembuatan dan pengolahan dodol telah dimulai Mamas sejak tahun 1975 yang dipelajarinya dari ibu mertuanya yang juga pembuat dodol. Berbekal modal seadanya dan dukungan dari suami, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri.

"Tahun 1985 saya dibantu pemerintah daerah Rp 500 ribu dan bisa berkembang sekarang," ujar wanita dengan 4 anak dan 12 cucu itu.

Pada waktu-waktu tertentu, Mamas mampu memproduksi 100 kuali dodol per hari dengan tiga varian rasa, yaitu dodol duren yang dipasarkan dengan harga Rp 70.000 per kantong, dodol ketan item Rp 70.000 per kantong, dan dodol original dengan harga Rp 60.000 per kantong. "Ramai kalau pas Puasa sama jelang Idul Adha, kalau hari biasa seperti ini saya cuma bikin dua kuali," kata Mamas

Saat ini, usaha dodol yang dikemas dengan merek Dodol Bu Mamas mendapat saingan dari dodol buatan Tiongkok. Menurutnya, dodol Tiongkok lebih diminati lantaran harganya murah dan memiliki kemasan yang lebih baik. Namun, jika bicara kualitas rasa dodol Betawi lebih manis dan gurih karena menggunakan bahan alami.

"Paling saingan kita dodol dari Tiongkok. Tapi kalau soal rasa masih menang dodol kita. Dodol Tiongkok cuma menang manis doang," tuturnya.

Mamas berharap, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, turut melestarikan dodol Betawi. Bahkan, ia mengajak Ahok, sapaan akrab Basuki, untuk mengaduk dodol bersama.

"Orang Betawi bikin dodol sudah dari dulu. Makanya, kita mau ajak Pak Gubernur buat ngaduk dodol bareng," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com