Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2014, 15:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Spekulasi tentang wakil gubernur pendamping Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) semakin ramai dibicarakan setelah dirinya menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, 27 November lalu. Siang itu, Basuki mengklarifikasi kabar seputar usulan resmi yang disampaikan PDI-P terkait calon wakil gubernur DKI.

Simpang siur pemberitaan tentang wakil gubernur membuat Basuki terusik. Sebab, nama yang sering diberitakan media, yakni Boy Bernadi Sadikin, yang juga Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta, tidak masuk dalam kriterianya. Siang itu, Basuki cukup lega mendapat jawaban dari Megawati.

Menurut Basuki, Megawati menampik kabar bahwa DPP PDI-P sudah bersikap resmi soal itu. Yang ada sementara ini adalah usulan dari DPD PDI-P Jakarta. ”Beliau serahkan kepada saya. Bu Mega tidak ingin saya kerja setengah mati kayak dikawin paksa,” kata suami Veronica Tan itu.

Basuki berkali-kali menyebutkan nama yang layak menjadi pendampingnya, yaitu mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat dan mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH. Dua nama tersebut merupakan kader PDI-P. Basuki juga menyebutkan Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Sarwo Handayani layak menjadi calon wakil gubernur.

Tiga nama tersebut, menurut Basuki, sudah teruji dalam bekerja. Mantan Bupati Belitung Timur ini tidak ingin mengambil risiko dengan memilih orang yang tak jelas rekam jejak kerja.

Menurut Basuki, memimpin Jakarta membutuhkan orang yang benar-benar berpengalaman. ”Ini Jakarta, lho. Mana bisa main-main memilih pemimpin? Tidak perlu ada kawin politik, tidak ada. Yang penting bagi saya bagaimana menuntaskan pekerjaan di Jakarta,” kata Basuki.

Menanggapi namanya masuk kriteria Basuki, Sarwo Handayani tak ingin banyak bicara. Dia hanya menyampaikan kesiapannya jika benar-benar terpilih mendampingi Basuki. Yani, panggilan akrab Sarwo Handayani, termasuk pegawai negeri sipil senior di Pemprov DKI.

Sebelumnya Yani menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Berdasarkan jejak kerja itu, Basuki menilai Yani cukup memahami persoalan Ibu Kota.

Mengumbar kriteria

Sebagian politisi PDI-P DKI Jakarta menyayangkan sikap Basuki yang mengumbar kriteria wakil gubernur. Menurut Johnny Simanjuntak, fungsionaris DPD PDI-P Jakarta, sikap itu tak layak disampaikan ke media. Pasalnya, sikap seperti itu dapat menimbulkan kesan tak enak bagi pihak yang tidak disukai.

Basuki memang punya hak memilih wakilnya sendiri sesuai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

Peneliti kebijakan publik Institut Pertanian Bogor (IPB), Deddy S Bratakusumah, mengatakan, hak ini baru diterapkan di Jakarta. Menurut Deddy, Basuki benar-benar ingin memanfaatkan hak tersebut sebaik-baiknya.

Saat ini, kata Deddy, Basuki sedang berada pada arus kencang tarik-menarik kepentingan politik. Wajar jika ada partai politik yang menagih jasa karena merasa telah menjadikan Basuki duduk sebagai gubernur.

Namun, Basuki memilih menemui beberapa tokoh kunci dan menyampaikan tak ingin ”dikawin paksa”. (FRO/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Megapolitan
Dua dari Tiga DPO Kasus Vina Dinyatakan Fiktif, Keluarga Minta Polisi Telusuri Lagi

Dua dari Tiga DPO Kasus Vina Dinyatakan Fiktif, Keluarga Minta Polisi Telusuri Lagi

Megapolitan
Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, 'We Are Sisters' Edukasi Warga Binaan Lapas Perempuan Jakarta

Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, "We Are Sisters" Edukasi Warga Binaan Lapas Perempuan Jakarta

Megapolitan
Tanahnya Dijadikan Akses Jalan, Ketua RT di Bekasi: Saya Izinkan asal Tegur Sapa dan Permisi

Tanahnya Dijadikan Akses Jalan, Ketua RT di Bekasi: Saya Izinkan asal Tegur Sapa dan Permisi

Megapolitan
Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Megapolitan
Panca Darmansyah Ajukan Eksepsi Atas Dakwaan Jaksa di Kasus Pembunuhan dan KDRT

Panca Darmansyah Ajukan Eksepsi Atas Dakwaan Jaksa di Kasus Pembunuhan dan KDRT

Megapolitan
Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Megapolitan
Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Megapolitan
Jaksa: Panca Darmansyah Lakukan KDRT ke Istri karena Cemburu

Jaksa: Panca Darmansyah Lakukan KDRT ke Istri karena Cemburu

Megapolitan
Tutup Akses Jalan Rumah Warga, Ketua RT di Bekasi: Dia Tak Izin, ini Tanah Saya

Tutup Akses Jalan Rumah Warga, Ketua RT di Bekasi: Dia Tak Izin, ini Tanah Saya

Megapolitan
DPW PSI Terima Berkas Pendaftaran Achmad Sajili sebagai Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

DPW PSI Terima Berkas Pendaftaran Achmad Sajili sebagai Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Megapolitan
Protes Iuran Tapera, Karyawan Swasta: Kami Sudah Banyak Potongan!

Protes Iuran Tapera, Karyawan Swasta: Kami Sudah Banyak Potongan!

Megapolitan
Pegi Jadi Tersangka, Kakak Kandung Vina: Selidiki Dulu Lebih Lanjut!

Pegi Jadi Tersangka, Kakak Kandung Vina: Selidiki Dulu Lebih Lanjut!

Megapolitan
Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com