Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Jualan Rokok di Terminal, Ini Kata Pedagang

Kompas.com - 02/12/2014, 14:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pedagang di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, melontarkan beragam komentar terkait kebijakan Dinas Perhubungan DKI Jakarta soal larangan berjualan rokok di terminal.

Sebagian pedagang menerima meski keberatan. Namun, ada pula yang menolak dengan tegas. Kastono (60), pedagang warung kecil di dalam Terminal Pulogadung, misalnya, tak setuju dengan larangan berjualan rokok itu.

"Kalau saya enggak setujulah, namanya orang pengen usaha. Kalau saya pengen pabriknya saja ditutup. Jadi, enggak ada orang jualan rokok. Kalau orang kecil enggak boleh jualan suruh usaha apa?" tanya Kastono kepada Kompas.com, di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (2/12/2014).

Pria yang telah berjualan di Terminal Pulogadung selama empat tahun itu mengaku, rokok menjadi sumber pendapatan terbesarnya. Setiap hari, Kastono mengaku berbagai jenis rokok yang dijualnya bisa laku puluhan bungkus sehari.

"Pemasukan besar dari rokok. Sehari bisa habis 50 bungkus," ujar Kastono.

Ia mengaku menarik untung Rp 1.000 dari tiap bungkus rokok sehingga dari berjualan rokok saja Kastono mengaku telah mendapat untung Rp 50.000 per hari.

Dia mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah ini. "Apa-apa enggak boleh. Bilangnya dukung rakyat kecil. Maunya tetap diperbolehkan jualan rokok," ujar Kastono.

Eti, pedagang warung kecil lain yang juga menjual rokok, mengaku mengikuti saja kebijakan pemerintah ini. Namun, dia berharap, puluhan rokok berbagai jenis yang saat ini ada di warungnya boleh dijual hingga habis.

"Kalau memang larangan dari pemerintah dan berlaku umum, ibu ikutin prosedur itu. Ikutin saja apa yang diperintahkan pemerintah," ujar Eti.

Meski demikian, Eti mengaku keberatan karena rokok menjadi sumber pemasukan terbesarnya. Ia memprediksi, keuntungannya berkurang. Namun, perempuan berusia 53 tahun itu mengatakan, ia akan mengandalkan dagangan lain jika kebijakan tersebut jadi diterapkan.

"Kayaknya bisa mengganti rokok dengan air mineral, sangat lumayan laku dan minuman ringan lain," ujar Eti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com