Direktur Pengurangan Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan, menangani banjir harus dilakukan secara komprehensif, tidak bisa terpusat, harus di masing-masing titik rawan genangan.
"Di setiap titik rawan genangan, harus ada rencana kontigensi yang mendetail," ujar dia, di sela-sela serial diskusi bertajuk "Pengurangan Risiko Bencana Banjir di Jakarta", di Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Rencana kontigensi tersebut terdiri dari tempat pengungsian yang jelas jika terjadi banjir. Kelayakan dari sebuah tempat pengungsian pun perlu diperhatikan, seperti terdapat sumber air bersih, area mandi cuci kakus (MCK), dan makanan yang memadai.
"Kalau selama ini pengungsian dilakukan di lapangan tanpa dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas, itu tentu belum bisa dikatakan layak," ujar Lilik.
Selain itu, sekolah anak-anak pengungsi banjir juga perlu diperhatikan. Lilik menyebutkan, bila sekolah dari anak-anak korban banjir tidak dapat diakses karena banjir, sekolah yang berada di sekitar tempat pengungsian seharusnya dapat dijadikan tempat mereka bersekolah sementara.
Pengawasan terhadap rumah-rumah yang kebanjiran juga perlu diperhatikan. Pasalnya, selama ini, kebanyakan korban banjir tidak mau mengungsi karena khawatir dengan barang-barang yang berada di rumah selama ditinggal mengungsi.
"Sistem tersebut harus diperbaiki. Semuanya harus dirumuskan dan ditetapkan siapa yang bertanggung jawab di setiap titik karena hal-hal seperti itu akan sulit bila dilakukan secara terpusat," kata Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Bencana Indonesia ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.