Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Presiden "Kerendem", Ya Enggak Apa-apa

Kompas.com - 12/02/2015, 22:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah anggapan bahwa pembenahan wilayah Waduk Pluit hanya untuk mengamankan kawasan Istana Kepresidenan. Waduk Pluit, lanjut dia, memiliki peran sentral dalam mengendalikan banjir di Jakarta.

Air dari Waduk Pluit yang meluap itu bisa berdampak ke bagian barat dan timur Jakarta, tak terkecuali Istana Kepresidenan.

"Pak Presiden mah kerendem (banjir) juga enggak apa-apa. Dia sudah biasa hadapi banjir. Makanya, kalau kepepet, (Istana) terendam (banjir) tinggi, kami akan buka (Pintu Air) Istiqlal, tetapi sampai sekarang enggak ada masalah," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (12/2/2015). 

Di samping itu, ia juga tidak sependapat jika dikatakan tak memberi perhatian kepada normalisasi sungai lain. [Baca: Tak Perlu Izin Jokowi, Ahok Bakal Terus Buka Pintu Air Manggarai]

Permasalahannya, lanjut Basuki, hanya Waduk Pluit yang rumah susun untuk relokasi warganya yang telah siap dihuni. Karena itu, Pemprov DKI terus membongkar bangunan liar di bantaran Waduk Pluit untuk dinormalisasi.

"Kalau misalnya di daerah lain, enggak mau (terendam) banjir, ya sungainya mesti dinormalisasi. Karena orang-orang sekarang tinggalnya di dalam sungai dan sekarang rusun-rusun juga banyak yang belum jadi, bagaimana dong," kata Basuki pasrah. 

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menjamin, jika Pemprov DKI berhasil membangun ribuan blok rusun, Jakarta tidak akan terendam banjir.

Pria yang biasa disapa Ahok itu meyakini kondisi drainase serta waduk dalam keadaan baik sehingga genangan serta banjir akan surut tidak lebih dari satu hari.

"(Genangan surut) itu yang saya jamin. Kan kalian sudah pernah rasakan yang waktu hujan begitu lebat Sabtu-Minggu kemarin, orang-orang lihat kok enggak ada genangan karena semua saluran, semua drainase, kita sudah kita perbaiki dengan baik," ujar Basuki sesumbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com