Di museum seluas 1,2 hektar ini, tersimpan cerita kematian tokoh-tokoh Belanda yang pernah tinggal di Batavia. "Memang museum ini dikhususkan untuk menyimpan berbagai macam batu nisan yang memiliki nilai sejarah tinggi," kata pemandu Museum Taman Prasasti, Eko Wahyudi, Rabu (18/2/2015).
Sebelum diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin, museum ini awalnya hanya pemakaman biasa bernama Kebon Jahe Kober. Barulah setelah diresmikan pada 1997 menjadi Museum Taman Prasasti.
"Kuburan Kebon Jahe Kober sendiri sudah ada sejak zaman Belanda, yaitu tahun 1795. Pada saat itu, terjadi wabah di Batavia sehingga mengharuskan Pemerintah Belanda membuka pekuburan baru. Karena letaknya yang strategis di Kali Krukut, dibukalah kuburan baru di sini," kata Eko.
Menurut Eko, ada satu makam yang dianggap misterius, yaitu makam kapitan jas. "Tidak diketahui benar siapa yang dimakamkan di situ, tetapi ada satu kepercayaan bahwa peziarah yang mengunjungi makam ini akan diberikan kesuburan, keselamatan, dan kemakmuran," ucap dia.
Dari sekian banyak batu nisan yang ada di museum ini, terdapat batu nisan pendiri sekolah kedokteran Stovia HF Roll. "Di sini juga ada batu nisan Olivia Mariane, yaitu istri Thomas Stamford Rafles, Gubernur Belanda yang berkuasa di Indonesia dan perintis pendiri Kebun Raya Bogor," ujar Eko.
Selain itu, di sini terdapat nisan aktivis angkatan '66, Soe Hok Gie. Bisa juga dijumpai patung-patung yang bernilai seni tinggi.
Salah satu patung yang menarik adalah patung wanita menangis. "Kita juga masih menyimpan kereta pengangkut jenazah pada zaman Belanda," ujar eko. Kereta itu tersimpan tepat di arah pintu masuk menuju museum.
"Saat ini memang petugas di sini sedikit dan kita juga sedang proses pemisahan diri dari Museum Nasional, jadi ya seperti ini," ujar Eko. Saat ditanya tidak adanya tempat sampah, Eko mengatakan ke depannya akan dipikirkan.
Eko mengatakan, saat ini pengunjung memang berkurang karena faktor cuaca. "Di sini kan outdoor, jadi sehari cuma 20 pengunjung saja sudah bersyukur kalau di musim hujan begini," kata dia. Jika cuaca bagus, kata Eko, bisa sampai 50 pengunjung yang datang.
Meski pengunjungnya berkurang, daftar yang minta izin untuk menggunakan museum ini masih banyak. "Ini juga sudah ada FTV yang daftar untuk shooting di sini dan juga ada beberapa yang daftar untuk pembuatan klip video," ujarnya.
Eko mengungkapkan, saat ini pihak museum sedang mengupayakan pengajuan anggaran untuk memperbarui tempat bersejarah ini. Dia berharap pengunjung lebih nyaman dan museum ini menjadi salah satu destinasi wisatawan Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.