"Saya lihat sendiri teman saya diinjak-injak sama mereka. Ini memang masalah internal (kami), tetapi kok polisi diam saja sih? Teman saya diinjak-injak sampai luka parah begitu," ujar Fafkia kepada Kompas.com, Senin (23/2/2015).
Fafkia menceritakan bahwa kejadian temannya diinjak-injak itu terekam oleh CCTV. Rekaman tersebut telah disimpan dan akan digunakan sebagai bukti telah terjadi kekerasan di sana.
Fafkia juga menuturkan, saat temannya diinjak-injak, dia berusaha meminta pertolongan sampai teriak-teriak memanggil personel polisi yang telah berjaga di lokasi. Namun, polisi tidak berbuat apa-apa. "Saya teriak panggil-panggil minta tolong, tetapi enggak ada yang mau nolongin," ujarnya.
Dia pun membandingkan penyerangan yang pernah terjadi pada 2013. Saat itu, kondisinya mirip dengan yang terjadi baru-baru ini, yakni banyak orang tak dikenal coba mengambil alih dengan melakukan kekerasan. Namun, waktu itu polisi bertindak.
"Beda sekali polisi. Saya ingat waktu itu Kasat Reskrim (Polres Jakarta Barat) namanya Pak Hengki Heryawan. Dia tegas sekali. Semua preman diusir keluar dan dalam waktu singkat langsung aman. Ini kenapa polisi yang sekarang cuek?" tanya Fafkia.
Fafkia beserta jajaran petinggi ISTA akan menemui Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi pada siang ini untuk membicarakan masalah yang sedang terjadi. Setelah itu, mereka akan menemui Propam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.