Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digusur, Warga Waduk Pluit Takut Masuk ke Rusun

Kompas.com - 23/02/2015, 19:15 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga gusuran Waduk Pluit, di Penjaringan, Jakarta Utara, merasa khawatir jika direlokasi ke rusun, misalnya Rusun Muara Baru. Penyebab kekhawatiran mereka adalah air di rusun itu disebut-sebut sering mati.

Menurut seorang warga RT 16 RW 17 Waduk Pluit, Yanti (32), tinggal di rusun hanya akan membuat warga merogok kocek dalam.

"Saya enggak mau tinggal di rusun. Karena apa, di rusun itu ngontrak. Airnya itu susah, banyak yang sudah tinggal di sana itu mesti beli air lagi di luar karena air-nya enggak keluar," kata Yanti, kepada Kompas.com, di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (23/2/2015).

Yanti melanjutkan, beberapa tetangganya yang tinggal di rusun harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk mendapatkan air setiap hari. Salah satu tetangganya yang telah tinggal di rusun, sebut Yanti, mesti membeli air Rp 20.000 pada pagi hari dan Rp 20.000 pada malam hari.

"Saya enggak mau masuk rusun kalau sehari Rp 40.000. Bisa habis duit kita," ujar Yanti.

Hal senada diucapkan Iwan (29), warga RT 16 RW 17, Waduk Pluit lainnya. Menurut Iwan, air menjadi barang yang sulit bagi warga di rusun dibanding ketika masih menempati lahan di Waduk Pluit.

"Di rusun sudah banyak yang ngeluh. Air-nya susah mesti beli. Mending di sini. Kita di sini pakai air PAM," ujar Iwan.

Sebelumnya, sekitar 40 bangunan di tepi sisi timur Waduk Pluit kembali dibongkar sebagai kelanjutan proyek normalisasi waduk. Sebagian dari warga yang rumahnya dibongkar mendapat kompensasi berupa relokasi ke rusun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com