Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wihara Petak Sembilan Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah

Kompas.com - 02/03/2015, 16:18 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang wanita menangis di depan sisa-sisa kebakaran Wihara Dharma Bakti, Senin (2/3/2015) siang. Ia kemudian duduk dengan menekuk kakinya, sedangkan dua telapak tangannya dirapatkan layaknya orang bertapa.

Beberapa menit kemudian, badan wanita itu meliuk-liuk dan sesekali membungkuk seperti sedang menyembah. "Tadi saya sedang berdoa kepada Dewi Kwan Im," kata Yeni seusai sembahyang di depan bangunan yang terbakar, Senin (2/3/2015).

Saat mendengar kabar kebakaran yang menimpa wihara tertua di Jakarta itu, Yeni langsung bergegas menuju lokasi kebakaran. Baginya, wihara yang dikenal juga dengan nama Wihara Petak Sembilan tersebut lebih dari sekadar tempat beribadah.

Wihara itu sudah ia anggap sebagai rumah dan tempat untuk berkeluh kesah. "Saya sangat sedih. Saat mendengar kebakaran, saya langsung ke sini," kata Yeni. Air matanya pun masih tersisa di sudut matanya. [Baca: Tiga Patung Dewa di Wihara Dharma Bakti Diselamatkan dari Api]

Yeni mengaku, Wihara Petak Sembilan adalah tempat yang banyak mengubah kehidupannya. Hampir setiap hari ia datang dan berdoa di wihara itu.

Pasca-kebakaran yang menimpa wihara tertua di Jakarta itu, Yeni berencana akan membuat altar sendiri dan sembahyang di rumahnya. Tak hanya Yeni, beberapa warga pun sengaja datang untuk berdoa di depan sisa puing kebakaran wihara.

Dalam pantauan Kompas.com, mereka datang membawa beberapa batang hio, lalu meletakkannya di atas kendi besar yang terletak tepat di depan wihara.

Sementara itu, Hengki Halim, pengurus Wihara Petak Sembilan, mengatakan, wihara yang berdiri sejak 400 tahun silam itu bukan sekadar tempat beribadah, tetapi juga aset sejarah dan cagar budaya yang sangat bernilai.

Maka dari itu, tak heran jika wihara tersebut selalu ramai dikunjungi warga lokal maupun mancanegara. "Sekarang wihara ini sudah terbakar. Padahal, ini aset yang harus dijaga," kata Hengki.

Api tak hanya menghanguskan bangunan seluas 1.200 meter, tetapi juga membakar 60 buah patung bersejarah. Hingga kini, kepolisian dari Polsek Taman Sari, Jakarta Barat, masih melakukan penyelidikan penyebab terjadinya kebakaran.

Kanitbimas Polsek Taman Sari Komisaris Darwin mengatakan, dugaan sementara, api berasal dari lilin-lilin besar yang membakar atap wihara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com