Pertama, pada Senin (2/3/2015) lalu sekitar pukul 09.30 WIB, Warsono (63) tertabrak kereta yang berjalan dari arah Kebayoran menuju Palmerah. Warsono meninggal lantaran terserempet dan terpental kemudian terbentur batas beton di sekitar rel.
Menurut keterangan saksi, Warsono sudah diperingati untuk tidak menyeberang karena ada kereta akan melintas. Namun, warga Petogogan, Jakarta Selatan itu tidak menghiraukannya sehingga akhirnya tertabrak.
Selanjutnya, pada Selasa (3/3/2015) sekira pukul 09.30 WIB, Iswandi (63), warga Gunung Kidul, Jawa Tengah, juga tewas tertabrak KRL. Ia tertabrak KRL dari arah Palmerah menuju Kebayoran saat akan menyebrang di depan rumah kantor Patal Senayan, Grogol Utara.
Pada Sabtu (28/2/2015), di perlintasan kereta di Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, seorang ibu rumah tangga Dewi Novianti (32) tersambar kereta. Saksi menduga, saat Dewi melintas tidak mendengar ada suara kereta api disana. Padahal, masyarakat sekitar sudah berteriak agar korban menyingkir karena ada KRL yang mau melintas.
Pada Minggu (1/3/2015), kecelakaan kereta yang menewaskan seseorang juga terjadi di perlintasan kereta Rawajati. Korbannya bernama Didin Husen (52), seorang buruh. Menurut keterangan saksi, ia menyebrang rel hendak membeli sesuatu di warung, namun karena tidak berhati-hati, ia disambar kereta dari arah Jakarta menuju Bogor. Ia terpental dan langsung tewas di tempat.