Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Soroti Pemborosan Belanja Alat Tulis Kantor pada APBD 2015

Kompas.com - 04/03/2015, 18:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dirjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek menjelaskan, instansinya sedang melakukan klarifikasi dan evaluasi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 yang telah dikirimkan Pemprov DKI pada 23 Februari 2015 lalu.

Pria yang akrab disapa Donny itu pun masih menemukan adanya pemborosan dengan adanya beberapa pos anggaran belanja dengan nilai fantastis. 

"Belanja jasa kantor masih relatif tinggi, belanja pemeliharaan tinggi, biaya habis pakai tinggi, belanja tenaga ahli dan narasumber masih relatif tinggi, belanja jasa konsultasi juga masih tinggi. Masa belanja pegawai dari total APBD Rp 73,08 triliun itu Rp 19 triliunnya untuk alokasi itu, itu yang kami pertanyakan. Nanti kami lihat rasionalitasnya, program ini efektivitasnya apa," kata Donny, di kantor Kemendagri, Rabu (4/3/2015). 

Oleh karena itu, dia menyarankan agar anggaran tersebut dialihkan untuk program unggulan lain yang lebih prioritas, seperti untuk infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.

Donny menuturkan, evaluasi yang dilakukan Kemendagri ini mendapat apresiasi dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

"Ahok (Basuki) dan Djarot sangat merespons dan mereka memberi apresiasi. Ini catatan bagus untuk mereka karena belum pernah APBD dibedah habis secara tuntas. Tetapi, intinya agar anggaran yang tidak perlu itu dialihkan untuk bangun gorong-gorong, persampahan, dan kami alihkan semua ke program yang benar-benar untuk kepentingan publik. Jangan rajin belanja jasa kantor segitu besar," kata mantan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri itu. 

Berikut beberapa obyek belanja barang dan jasa APBD DKI 2015 yang menjadi sorotan Kemendagri:

1. Belanja bahan pakai habis: Rp 2.002,96 miliar 
2. Belanja bahan atau material: Rp 1.003,00 miliar
3. Belanja jasa kantor: Rp 4.198,01 miliar
4. Belanja makanan dan minuman: Rp 863,99 miliar 
5. Belanja pemeliharaan: Rp 3.780,11 miliar
6. Belanja jasa konsultasi: Rp 506,81 miliar 
7. Belanja tenaga ahli atau infrastruktur atau narasumber: Rp 825,60 miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com