Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Haji Lulung Berbahaya, Kaka "Slank" Disomasi

Kompas.com - 13/03/2015, 22:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Organisasi kemasyarakatan Pemuda Panca Marga (PPM) mengecam pernyataan Kaka "Slank" di salah satu pemberitaan media online. Musisi yang bernama asli Akhadi Wira Satriaji itu sempat menyebut Abraham "Lulung" Lunggana sebagai orang yang berbahaya. Pada kesempatan itu, Kaka juga mengenakan kaus bertuliskan "Haji Lulung Lulusan Pemulung".

Adapun Haji Lulung merupakan Ketua Umum PPM di samping sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

"Haji Lulung adalah Ketua PPM, sebagai ikon organisasi kami. Dia komandan dan panglima kami. Karena itu, kami sesalkan bahasa itu. Kami akan somasi Kaka 'Slank'. Bahwa Lulung berbahaya bagi siapa?" tegas Saharuddin Arsyad, Ketua PPM DKI Jakarta, di Jalan Kebon Sirih, Jumat (13/3/2015).

Ia meminta agar vokalis grup band Slank tersebut melakukan permintaan maaf dan harus menyatakannya di media.

"Jelaskan apa maksud dari kata berbahaya. Lalu maksudnya pakai kaus 'Lulung Lulusan Pemulung' itu apa? Memang pemulung itu hina? Lebih hina itu pemakai narkoba," katanya.

Sementara itu, salah satu tim dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PPM DKI mengatakan, pihaknya memberikan waktu 2 x 24 jam kepada Kaka untuk melakukan permintaan maaf.

"Saat ini kami somasi secara lisan. Terhitung Senin (16/3/2015), kami akan serahkan surat somasi kepada Kaka. Jika dalam 2 x 24 jam tidak digubris, akan kami laporkan ke Mabes Polri sebagai pencemaran nama baik," katanya.

Terkait hal ini, Kompas.com masih berusaha meminta tanggapan dari Kaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com