"Sangat terganggu sekali adanya penutupan jalan itu. Banyak pengunjung yang lari. Omzet kita menurun hingga 85 persen. Beberapa jam kita tutup habis lah kita," kata Ketua Asosiasi Ritel Pedagang Pasar Baru, Haresh, kepada Kompas.com, Selasa (24/3/2015).
Salah satu pemilik toko, Laksman, menuturkan, pengunjung tokonya berkurang selama diterapkan kebijakan penutupan akses kendaraan di kawasan Niaga Pasar Baru. [Baca: Pemilik Toko Tolak Penutupan Akses Kendaraan di Pasar Baru]
Tak tanggung-tanggung, kata Laksman, ia merugi minimal 50 persen per harinya. "Kerugiannya sebenarnya tidak bisa diukur lewat nominal ya. Cuma ya saya perkirakan minila 50 persen per hari saya merugi," kata Laksman.
Dia menjelaskan, biasanya para pembeli enggan repot saat berbelanja. Namun, saaat mengetahui kondisi parkir Pasar Baru jauh dari pusat belanja, pembeli jadi enggan untuk mampir ke Pasar Baru.
Tak sedikit yang akhirnya memilih ke pusat perniagaan lainnya yang menjual barang-barang seperti di Pasar Baru.
"Efeknya sangat besar. Mereka mau berbelanja kan lewat, kemudian turun, dan dia jalan-jalan. Setelah itu mobil parkir langsung di depan. Tetapi kalau parkir di suatu tempat, terus berjalan beratus-ratus meter. Dia kan jadi males ke Pasar Baru ya. Ngapain ke Pasar Baru, mal banyak kalau jalan gitu," kata Laksman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.