Para pedagang mengaku telah memastikan bahwa pabrik langganan mereka memproduksi es batu dengan benar. "Kita percayalah (kepada pabrik). Soalnya kita sudah lihat pabriknya langsung, bersih," ungkap Reno, seorang pedagang minuman capuccino di Plaza Blok M, Jakarta Selatan, Senin, (30/3/2015).
Reno menambahkan, pada awalnya ia sempat merasa takut akibat adanya es batu beracun yang diproduksi oleh pabrik. "Takutlah, takut customer pada kecewa," tambah Reno.
Senada dengan Reno, pedagang es buah bernama Tumini, juga masih menggunakan es batu produksi pabrik. "Selama ini enggak pernah sakit minum es itu. Saya juga minum enak-enak saja," kata Tumini.
Setiap hari Tumini bisa menggunakan seperempat hingga tiga per empat es balok dengan harga Rp 40.000 satu baloknya. Tumini memilih menggunakan es batu dari pabrik karena ia merasa repot bila harus membuatnya sendiri.
"Ya sebetulnya bisa saja bikin sendiri, tapi kan bikinnya di rumah mesti dibawa ke sini. Kalau di sini langsung diantar ada kotaknya," jelas Tumini.
Pedagang minuman lainnya, Kaso, mengaku selektif dalam membeli es batu. Kaso berlangganan es batu pada sebuah pabrik di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"Kalau saya sampai sekarang belanja enggak sembarangan, pilih-pilih. Kalau (es batu dari pabrik) lagi habis, saya bikin sendiri. Daripada cari tempat lain belum tahu bersih apa enggak," ujar Kaso yang menjual minuman cincau.
Kaso mengatakan, sebagai pedagang, ia tidak bisa mempercayai pabrik es batu begitu saja. Namun, Kaso juga harus memastikan sendiri kebersihan pabrik tersebut. "Soalnya kan kita jualan buat banyak orang. Kita harus pertanggungjawabkan, jangan kita kasih orang air sembarangan," ucap Kaso.
Sebelumnya diberitakan, PT EU, perusahaan di Cakung, Jakarta Timur, yang memproduksi es batu mengandung zat berbahaya, diduga mendistribusikan produksinya ke seluruh Jakarta, Jumat (27/3/2015).
Menurut Kapolsek Setiabudhi, Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru, pihaknya mendapatkan catatan daftar wilayah distribusi es balok tersebut. "Dari daftar distribusi tersebut es balok itu dikirim ke wilayah Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Barat dan Selatan," kata Audie kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2015).
Audi menambahkan, tidak menutup kemungkinan ada korban lain di wilayah Jakarta. PT Elsa Utama memproduksi es balok sejak tahun 2.000 dengan air yang diambil dari Kalimalang. Zat-zat kimia berbahaya itu digunakan untuk menjernihkan air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.