Namun, pada waktu kejadian, Fadilah, salah satu petugas keamanan RS Otak Nasional yang mengaku sedang berjaga, mengaku tak melihat adanya tanda-tanda mencurigakan.
"Saya jaga 24 jam di sini, kalau mereka lewat sini pasti sudah kelihatan, saya geprak mereka," kata Fadilah, saat ditemui di tempat kerjanya, Selasa siang.
Fadilah mengatakan, saat kejadian, dia berjaga bersama tiga rekannya di bagian halaman belakang parkir rumah sakit, area yang diduga sebagai lokasi para tahanan melarikan diri.
Sementara di depan, rumah sakit, dijaga empat orang petugas satpam. "Kalau lewat tiang sini pasti ketahuan sama saya," ujarnya, merujuk sebuah tiang lampu penerangan yang berdiri di dekat tembok perbatasan dengan BNN.
Ia menambahkan, lampu penerangan di rumah sakit tersebut baik. Lebih lanjut, Fadilah menjelaskan bahwa area parkir rumah sakit itu berbatasan dengan perkampungan Cawang Kompor dan juga dapat tembus ke arah Universitas Kristen Indonesia di Cawang.
Namun, ada tembok pembatas dengan ketinggian bervariasi mulai dari tiga sampai lima meter. Salah satu warga Cawang Kompor yang sedang berada di rumah sakit itu juga mengaku di lingkungannya belum ada kabar adanya warga yang melihat tahanan kabur.
Tetapi, warga ini mengatakan, pernah ada kasus tahanan BNN kabur ke wilayah tempat tinggalnya. "Dulu sekitar tiga tahun lalu ada empat tahanan kabur ke sini. Kejadiannya saat pemusnahan barang bukti. Mereka lompat, terus dikejar dan ditembak di depan muka saya lagi nongkrong. Tetapi enggak mati, kena di kaki," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.