Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Simpatik, "Busway" Diserobot Dibiarkan

Kompas.com - 02/04/2015, 10:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Operasi Simpatik Polda Metro Jaya tidak terlihat di sepanjang Jalan MT Haryono hingga Gatot Subroto, meski ada petugas kepolisian. Selain tak ada kanalisasi, pengendara yang menerobos busway di Pancoran hingga Tegal Parang pun tidak ada yang menegur.

Pantauan Kompas.com, Kamis (2/4/2015) pagi, beberapa pengendara motor terlihat ada yang tak memakai helm. Pengaturan kanalisasi kendaraan juga tidak terlihat. Jalur bus transjakarta yang seharusnya steril juga diserobot pengendara.

Pemandangan di ruas jalur busway mulai Cawang depan Menara Saidah hingga Pancoran cukup tertib. Sebab, ada penjagaan ketat oleh petugas transjakarta di depan Menara Saidah. Namun, aksi penyerobotan terjadi mulai pintu masuk tol setelah lampu merah Pancoran. Di jalur ini motor masuk menyerobot hingga exit tol Tegal Parang, di Mampang.

Dalam Operasi Simpatik yang digelar Polda Metro Jaya hari ini, tak terlihat adanya petugas yang mengawasi atau 'menegur' pelanggar. Padah, Operasi Simpatik diadakan untuk menegur pelanggar lalu lintas.

Jumlah polisi yang berjaga juga kurang memadai. Padahal, penyerobotan busway dan kepadatan lalu lintas terlihat semrawut.

Polda Metro Jaya menggelar Operasi Simpatik Jaya pada 1-21 April 2015. Tujuannya untuk menertibkan pengguna jalan dengan pendekatan persuasif.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengatakan, operasi yang berkaitan dengan penertiban pengguna jalan biasanya berkaitan dengan penilangan. Namun, karena ini adalah operasi simpatik, polisi tidak akan menilang pelanggar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com