Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelinap Masuk ke Roda Pesawat, Mario Terancam Hukuman 1 Tahun Penjara

Kompas.com - 08/04/2015, 14:18 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mario Steve Ambarita (21), pria yang menyusup masuk ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA177 terancam hukuman satu tahun penjara. Sebab, ia masuk secara ilegal ke lingkungan bandara.

"Hukuman itu sesuai dengan Undang-Undang Penerbangan," ujar Kepala Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar CH Patopoi di Monas Rabu (8/4/2015).

Kendati demikian, kata dia, kasus ini tidak ditangani oleh polisi. Ia mengungkapkan, pihak yang berwenang memberikan hukuman tersebut adalah pihak Otoritas Bandara Soekarno-Hatta. "Penyidiknya dari Kemenhub bukan polisi," ucap Patopoi.

Menurut dia, kondisi Mario saat ini sudah cukup stabil. Namun ia masih berada di pihak Otoritas Bandara Soekarno-Hatta.

Diketahui, Mario menyelinap ke ruang roda pesawat dari Bandara Sultan Syarif Kasim II saat pesawat tersebut akan tinggal landas menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (7/4/2015) sore.

Sekitar pukul 16.30, saat pesawat mendarat, seorang petugas Bandara Soekarno-Hatta melihat Mario terhuyung-huyung keluar dari pesawat, dan dia langsung diamankan.

Mario kemudian mendapatkan perawatan karena kondisinya masih labil, jari-jari membiru, dan telinganya mengeluarkan darah. Ia pun diinfus dan dirawat di klinik bandara.

VP Corporate Communication Garuda Pujobroto mengatakan, Mario berhasil masuk ke kawasan bandara tersebut setelah melewati pagar pembatas yang sebenarnya adalah kawasan terlarang (restricted area).

"Entah bagaimana, ia bisa masuk ke daerah tersebut," ujar Pujo.

Menurut Pujo, Mario nekat masuk ke ruang roda pesawat Garuda setelah mempelajarinya terlebih dahulu. Berdasarkan pernyataannya, ujar Pujo, Mario sering membaca informasi mengenai cara masuk ke pesawat secara ilegal di media-media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com