Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya yang Jadi "Bemper", Bukan Anda

Kompas.com - 09/04/2015, 17:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meluapkan kekesalannya saat mengetahui ada oknum lurah dan camat yang mengadu kepada mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto.

Oknum lurah dan camat itu mengaku menjadi "bemper" Basuki untuk menandatangani dokumen rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) yang bukan hasil pembahasan akibat perseteruan dengan DPRD DKI. 

"Saya baca di media online, Prijanto bilang saya jadikan camat-lurah 'bemper'. Anda bukan saya jadikan 'bemper'. Justru saya yang pasang badan paling depan di DKI. Saya yang jadi 'bemper', bukan Anda," ucap Basuki saat memberi pengarahan kepada pejabat eselon II dan III DKI di Ruang Pola Blok G Balai Kota, Kamis (9/4/2015). 

Dengan nada suara tinggi, ia mengimbau kepada pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang ingin menjatuhkannya untuk bergabung bersama DPRD. [Baca: Ada Lurah dan Camat yang Merasa Dijadikan "Bemper" oleh Ahok]

Ia juga mengimbau agar oknum lurah dan camat itu bersama-sama DPRD memberi kesaksian kepada Mahkamah Agung (MA) serta membuat pernyataan bahwa usulan anggaran siluman sebesar Rp 12,1 triliun di RAPBD merupakan anggaran yang sah hasil pembahasan DKI dengan DPRD.

"Beri kesaksian kalau anggaran beli UPS (uninterruptible power supply) itu benar-benar dibahas di RAPBD. Sekalian minta ke DPRD untuk HMP (hak menyatakan pendapat) ke saya," kata Basuki. 

Bahkan, Sekretaris Dewan (Sekwan) DKI, Ahmad Sotar Harahap, yang turut hadir dalam pengarahan itu, juga diminta Basuki untuk menyampaikan HMP kepada anggota DPRD DKI.

"Sekwan sampaikan kepada DPRD harus ajukan HMP. Kalau tidak (mengajukan HMP), mereka berarti tidak mengerti proses undang-undang," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.

Prijanto mengaku sempat didatangi sejumlah lurah dan camat beberapa waktu lalu. Kepada Prijanto, mereka mengaku telah dijadikan "bemper" oleh Basuki dalam perseteruannya dengan DPRD DKI.

"Ada camat dan lurah yang datang dan ngeluh ke saya. Mereka bilang, 'Gila, yang bertengkar dia sama DPRD, yang dijadiin 'bemper' kita'. Datang, disuruh tanda tangan, pokoknya menolak yang hasil pembahasan," kata Prijanto. 

Meski demikian, Prijanto menolak menyebutkan siapa-siapa saja orang yang ia maksud. Namun, ia memastikan bahwa ucapannya benar dan bisa dipertanggungjawabkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com