Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Antisipasi Sekolah jika Lampu Padam Saat Ujian Nasional "Online"

Kompas.com - 13/04/2015, 04:35 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksanaan ujian nasional (UN) secara online atau computer based test (CBT) akan diselenggarakan di tiga SMA dan 26 SMK di Jakarta, Senin (13/4/2015). Sebelum melaksanakan UN secara online untuk pertama kalinya, ada kekhawatiran tersendiri dari para siswa, seperti listrik yang tiba-tiba padam atau pekerjaan mereka di komputer yang tiba-tiba hilang.

"Anak-anak sih takutnya yang mereka sudah kerjain hilang gara-gara mati listrik. Untuk itu, sudah kita kasih pemahaman, mereka jadi enggak perlu khawatir lagi," kata Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 78 Ridnan Wargianto, Minggu (12/4/2015).

Sekolah ini adalah salah satu dari tiga SMA yang melaksanakan UN online. Ridnan menjelaskan, untuk di SMA Negeri 78, sudah disiapkan di masing-masing komputer sebuah perangkat alat pemasok daya tanpa gangguan (UPS). Perangkat UPS tersebut bisa memberikan suplai listrik selama delapan jam jika tiba-tiba aliran listrik dari PLN terputus.

Selain UPS, juga sudah disiapkan generator set atau genset yang sebelumnya sudah diuji coba dan terbukti bisa beroperasi dengan baik. Pihak sekolah pun telah bersurat kepada PLN agar mengamankan pasokan listrik selama pelaksanaan UN.

Jika tiba-tiba komputer sama sekali tidak ada listrik dan mati, sistem UN online dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan langsung menyimpan hasil pekerjaan sementara siswa. Dengan kata lain, berapa pun nomor yang sudah dikerjakan tetapi belum selesai, tidak akan hilang dan dapat dilanjutkan setelah komputer kembali menyala.

"Misalkan anak-anak sudah kerjain setengah jalan, tahu-tahu mati listrik, komputer mati total, nanti bisa dilanjutin lagi kalau sudah nyala. Hitungan waktunya juga bisa dilanjut, jadi enggak kepotong waktu mati listrik," jelas Ridnan.

Sebelum UN online esok hari, secara serentak telah dilaksanakan geladi bersih pelaksanaan UN online pada tanggal 31 Maret 2015. Geladi bersih ini dilakukan untuk mengecek kesiapan dan pemahaman siswa dalam melaksanakan tata cara UN online, seperti harus melakukan login, memasukkan token, dan bagaimana cara mengakhiri ujian tersebut.

Sebelum geladi bersih, SMA Negeri 78 juga telah melakukan uji coba secara offline. Saat UN online berlangsung, di dalam satu ruangan, akan ada dua orang proktor (operator), dua orang pengawas, dan satu orang teknisi.

Tugas proktor adalah memandu agar sistem UN online berjalan dengan semestinya. Tugas pengawas sama seperti pengawas ujian pada umumnya yang lebih memperhatikan para siswa. Kemudian, ada teknisi yang berjaga untuk mengantisipasi apabila ada masalah teknis terjadi.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta sendiri tidak akan menempatkan pengawas UN CBT secara silang. Pengawas akan bertugas di sekolah masing-masing.

"Sementara proktor dan teknisi dari sekolah itu dulu. Tadinya mau disilang, tapi mungkin jumlahnya belum merata antarwilayah, jadi belum bisa," tutur Staf Kurikulum Bidang SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta Asep Sutisna, Rabu (25/3/2015).

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta, ada 87 proktor dan 28 teknisi yang akan bertugas di tiga SMA dan 27 SMK yang mengikuti UN CBT. Para proktor dan teknisi tersebut sudah mengikuti pelatihan dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com