Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Siswa SMAN 3 Setiabudi soal Kepala Sekolah yang "Keluyuran" Saat UN

Kompas.com - 20/04/2015, 15:33 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketika ujian nasional (UN) berlangsung di SMA Negeri 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, sang Kepala Sekolah, Retno Lestyarti, justru ditemukan "keluyuran" keluar sekolah. Lantas, apa tanggapan siswa sekolah tersebut?

Menurut para murid, Retno seharusnya tidak melakukan hal tersebut. Saat ujian, Retno, menurut mereka, seharusnya berada di sekolah untuk melakukan pendampingan.

"Seharusnya tugas dia kan di sini, perhatiin siswa di sini saat ujian. Menurut saya, memang dia enggak boleh keluar. Artinya, perbuatannya kurang tepat," kata murid kelas X berinisial H, kepada Kompas.com, di halaman sekolah, Senin (20/4/2015).

H mengatakan, kabar mengenai Retno "keluyuran" ini sudah diketahuinya dari media massa. Retno, lanjutnya, berkunjung ke SMAN 2, yang saat itu ada Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang memantau pelaksanaan UN.

"Saya baca dari berita jadi pas anak kelas XII UN, dia ke SMAN 2, di sana ada Presiden dan Ahok juga, jadi dia ke situ enggak tahu ngapain, yang saya tahu tentang itu," ujar H, sambil menambahkan bahwa perbuatan sang kepala sekolah tidak tepat.

D, siswa kelas X lainnya, juga mengungkapkan hal senada bahwa perbuatan kepala sekolahnya itu tidak tepat. "Enggak tepat tindakannya. Seharusnya jaga ngawas. Meninggalkan sekolah itu kalau ada keperluan sih enggak apa-apa," ujarnya. 

Sementara itu, mengenai kepemimpinan Retno, murid di sana mengatakan, belum banyak kebijakan yang terlihat menonjol. Hanya soal pemberlakuan jam tutup sekolah yang baru diluncurkan Retno.

"Jadi, sekarang jam pulang sekolahnya teratur. Kalau Senin sampai Rabu, pulang pukul 16.00. Kalau Kamis sampai Jumat, pulang pukul setengah lima (16.30). Kalau Sabtu, itu buat ekskul pukul 08.00 sampai pukul 12.00," ujar D.

Siswa lainnya mengatakan, Retno cukup tegas dan disiplin soal menghilangkan bullying di sekolah tersebut. Pada pidato upacara sekolah, misalnya, Retno meminta agar senior-senior di sekolah tersebut tidak melakukan bullyling terhadap adik kelasnya. Meski begitu, siswa jurusan IPA itu enggan mengomentari soal kinerja, apakah Retno baik atau tidak dalam memimpin. Sebab, Retno baru memimpin sekolah itu selama tiga bulan. Namun, ia ikut menyayangkan soal kasus "keluyuran" Retno tersebut.

"Sebenarnya sih sayang saja gitu, kenapa sebenarnya soal UN malah ngurusin sekolah lain," ujar siswa yang menolak disebutkan identitasnya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com