Menurut para murid, Retno seharusnya tidak melakukan hal tersebut. Saat ujian, Retno, menurut mereka, seharusnya berada di sekolah untuk melakukan pendampingan.
"Seharusnya tugas dia kan di sini, perhatiin siswa di sini saat ujian. Menurut saya, memang dia enggak boleh keluar. Artinya, perbuatannya kurang tepat," kata murid kelas X berinisial H, kepada Kompas.com, di halaman sekolah, Senin (20/4/2015).
H mengatakan, kabar mengenai Retno "keluyuran" ini sudah diketahuinya dari media massa. Retno, lanjutnya, berkunjung ke SMAN 2, yang saat itu ada Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang memantau pelaksanaan UN.
"Saya baca dari berita jadi pas anak kelas XII UN, dia ke SMAN 2, di sana ada Presiden dan Ahok juga, jadi dia ke situ enggak tahu ngapain, yang saya tahu tentang itu," ujar H, sambil menambahkan bahwa perbuatan sang kepala sekolah tidak tepat.
D, siswa kelas X lainnya, juga mengungkapkan hal senada bahwa perbuatan kepala sekolahnya itu tidak tepat. "Enggak tepat tindakannya. Seharusnya jaga ngawas. Meninggalkan sekolah itu kalau ada keperluan sih enggak apa-apa," ujarnya.
Sementara itu, mengenai kepemimpinan Retno, murid di sana mengatakan, belum banyak kebijakan yang terlihat menonjol. Hanya soal pemberlakuan jam tutup sekolah yang baru diluncurkan Retno.
"Jadi, sekarang jam pulang sekolahnya teratur. Kalau Senin sampai Rabu, pulang pukul 16.00. Kalau Kamis sampai Jumat, pulang pukul setengah lima (16.30). Kalau Sabtu, itu buat ekskul pukul 08.00 sampai pukul 12.00," ujar D.
Siswa lainnya mengatakan, Retno cukup tegas dan disiplin soal menghilangkan bullying di sekolah tersebut. Pada pidato upacara sekolah, misalnya, Retno meminta agar senior-senior di sekolah tersebut tidak melakukan bullyling terhadap adik kelasnya. Meski begitu, siswa jurusan IPA itu enggan mengomentari soal kinerja, apakah Retno baik atau tidak dalam memimpin. Sebab, Retno baru memimpin sekolah itu selama tiga bulan. Namun, ia ikut menyayangkan soal kasus "keluyuran" Retno tersebut.
"Sebenarnya sih sayang saja gitu, kenapa sebenarnya soal UN malah ngurusin sekolah lain," ujar siswa yang menolak disebutkan identitasnya itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.