Sekeluar dari lapas dia pun mempraktikkan ilmu yang diperolehnya itu untuk membuat laboratorium sabu di tempat tinggalnya.
Kepala Lapas Cipinang Sutrisman mengaku baru mendengar informasi tersebut. Jajarannya berjanji mengecek informasi tersebut. "Tentu akan kita telusuri hal yang seperti itu," kata Sutrisman, Kamis (30/4/2015).
Sutrisman menanyakan identitas napi Lapas Cipinang yang disebut mengajari AL. Namun, BNN yang menangkap AL kala itu belum bersedia menyebut identitas napi tersebut. "Nanti kita akan coba koordinasi dengan kepolisian," ujar Sutrisman.
Menurut dia, belakangan ini sudah tak ada temuan kasus narkoba di lembaga yang dipimpinnya itu. "Terakhir itu petugas kita yang ditangkap karena terlibat, sama yang dulu kita melakukan penggerebekan sendiri di dalam lapas. Tapi itu sudah lama. Sekarang belum ada temuan lagi," ujar Sutrisman.
Sebelumnya, salah satu otak produksi sabu di Rusun Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, berinisial AL (34) mengaku belajar membuat sabu dari Lapas Cipinang. AL memang menjadi penghuni lapas itu selama lima tahun.
Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Slamet Pribadi mengatakan, AL pernah mendekam di Lapas Cipinang selama lima tahun untuk kasus narkoba jenis ekstasi. Dari sanalah, AL mengaku belajar membuat sabu. [Baca: Ada "Guru" Pembuat Sabu di Lapas Cipinang]
"Dia paham teknik pembuatan sabu karena pernah mempelajarinya saat mendekam di LP Cipinang. Setelah keluar dari lapas, AL mencoba berbisnis narkoba," kata Slamet, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (28/4/2015).
Menurut Slamet, bisnis sabu tersebut akhirnya dikembangkan AL dengan membuat tempat produksinya di salah satu unit di Rusun Kapuk Muara yang ditempati keluarga AL. Ibu AL, KTJ (58), dan kakak AL, SA (36) juga dilibatkan AL dalam aktivitas terlarang tersebut. AL juga mengajak kekasihnya, NA (33), untuk memproduksi sabu.
AL mengaku, sejak sebulan belakangan memulai produksi sabu, ia dapat menghasilan 0,5 kilogram sampai 1 kilogram sabu per-dua minggunya. Sabu ini dijual untuk pasaran wilayah ibu kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.