Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Kaderisasi untuk Ciptakan Jakarta Hijau

Kompas.com - 01/05/2015, 09:00 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Status Jakarta sebagai ibukota negara menciptakan kondisi masyarakat yang majemuk dengan berbagai latar belakang ekonomi, daerah, pendidikan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk menangani segala permasalahan sosial yang ada diperlukan pendekatan berbeda terhadap setiap kelompok masyarakat.

Pencemaran sungai telah lama menjadi permasalahan di Jakarta hingga saat ini. Berbagai solusi terus digulirkan untuk menangani masalah Jakarta termasuk pengerukan sungai dan waduk. Namun, tanpa kesadaran masyarakat Jakarta itu sendiri akan sulit untuk menjaga kelestarian sungai.

Oleh karena itu, Meyritha Maryanie kepala divisi Corporate Communication dan Social Responsibility Palyja, mengatakan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) membentuk komunitas Palyja Green Community (PGC) bagi masyarakat yang tinggal di tepian sungai. Komunitas tersebut dibekali bermacam pengetahuan dan keterampilan terkait permasalahan sungai dan pelestariannya.

"Masyarakat di sekitar tepian sungai menjadi kunci utama pelestarian sungai dan lingkungan sekitarnya. Berbagai usaha yang dilakukan akan sia-sia jika mereka yang tinggal di situ tidak memiliki kesadaran untuk merawat. Inilah tujuan utama dibentuknya PGC," kata Meyritha, Sabtu (2/5/2015).

Meyritha menambahkan, untuk menumbuhkan kesadaran itu, Palyja menerapkan dua pendekatan. Pertama, pihaknya membekali masyarakat dengan keterampilan mengolah sampah, baik organik maupun anorganik.

"Kami juga seringkali membawa trainer dan menyediakan alat pengolahan sampah untuk meningkatkan keterampilan masyarakat," papar Meyritha.

Dia menambahkan, pihaknya juga tak segan membawa hasil karya komunitas PGC untuk dilombakan dan diikutsertakan dalam pameran kerajinan barang hasil daur ulang.

"Beberapa kali kami menggelar lomba antar PGC yang saat ini jumlahnya mencapai tujuh komunitas. Ini untuk memotivasi mereka dengan cara berkompetisi secara sehat," ujarnya.

Dengan keberhasilan komunitas tersebut menjaga lingkungan, lanjut Meyritha, Palyja akan mendorong supaya mereka mau menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat dan komunitas yang lain dengan cara berbagi pengetahuan dan keterampilan. Pendekatan antar-masyarakat seperti ini dirasakan akan lebih efektif dibandingkan bila dilakukan oleh pihak lain yang belum dikenal oleh masyarakat tersebut.

"Saat kami akan membuka PGC yang baru, maka kami akan membawa PGC yang telah berdiri sebelumnya untuk mengajarkan keterampilan dan pengetahuan tentang pengolahan sampah, serta tips menjaga kelestarian sungai dan lingkungan. Inilah sistem kaderisasi pelestari lingkungan yang kami ciptakan," kata Meyritha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com