Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Gemerlap Dunia Hiburan Ibu Kota

Kompas.com - 19/05/2015, 15:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Kisah RA (30), pria penata rias yang diduga mucikari, dan AA (22), pekerja seks komersial nan cantik yang diduga artis film, masih hangat dibicarakan orang di negeri ini. Hingga kini, polisi masih menyelidiki RA yang telah ditetapkan menjadi tersangka. Bisnis prostitusi melibatkan artis ini terungkap saat RA ditangkap saat hendak mengantar AA menemui kliennya.

Dalam keterangannya saat diperiksa tim Polda Metro Jaya, RA mengakui bekerja sama dengan 200 model, pesinetron, dan bintang iklan, untuk menjalankan bisnis prostitusi. Untuk seorang pekerja seks komersial dari kalangan artis, dia mematok harga puluhan juta rupiah hingga ratusan juta rupiah.

RA dijerat Pasal 296 dan 506 KUHP dengan hukuman maksimal 1 tahun 4 bulan penjara. Dia diduga mengambil keuntungan dari perbuatan cabul.

Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso menuturkan, tertangkapnya RA membuka gerbang penyelidikan terhadap sindikat bisnis prostitusi lainnya. "Kemungkinan bisnis ini juga terjadi di daerah lain," katanya, pekan lalu.

Anggota Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan Budi Wahyuni menuturkan, polisi harus berani mengungkap siapa dalang di balik bisnis prostitusi di kalangan artis. "Kalau dia pejabat atau tokoh publik, penyelidikan harus sampai pada asal uang yang dipakai untuk mengeksploitasi tubuh perempuan," kata Ketua Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia itu.

Menurut Wahyuni, uang pejabat atau tokoh publik yang dipakai untuk membayar prostitusi bisa saja hasil korupsi, pencucian uang, atau gratifikasi seksual. Di sisi lain, dunia prostitusi adalah kehidupan yang penuh kekerasan, mulai dari kekerasan fisik seperti yang dialami korban pembunuhan Deudeuh Alfisarin (26), hingga kekerasan psikologis, seperti ancaman dan intimidasi. Kekerasan juga bisa berbalut iming-iming "manis", seperti pemberian uang banyak dan fasilitas mewah.

Menggiurkan

Terbongkarnya kasus RA dan AA membuka sisi lain dunia hiburan. Kehidupan serba "wah" pekerja dunia hiburan, seperti pemain sinetron, bintang iklan, penyanyi, dan model, nyaris setiap hari disebarkan di media massa ataupun media sosial.

"Saat kehidupan mewah artis disiarkan berulang-ulang, siapa sih yang akhirnya tidak tergiur?" kata Reza (34) dari The Headline Management.

Sejak 2003, lulusan Universitas Trisakti, Jakarta Barat, itu menyalurkan bakat anak muda dari sejumlah daerah untuk menjadi bintang layar kaca. Dari hanya memiliki 3 talent artis, kini Reza bekerja sama dengan 80 talent, termasuk penyanyi Dhea Ananda, model Fahrani, dan Sophia Latjuba.

Bermodalkan wajah menarik dan tubuh proporsional, orang dari berbagai pelosok Tanah Air datang ke Jakarta. Kerap mereka mengadu nasib tanpa kemampuan seni peran ataupun model memadai. Manajemen artis pun menginvestasikan sejumlah dana untuk "memoles" mereka.

Investasi itu mulai dari biaya untuk mengikuti kelas peran, perawatan kecantikan, kebutuhan make-up, dan pakaian. Membutuhkan 2-3 tahun agar investasi itu membuahkan hasil. Investasi bisa menguap saat si artis tertimpa gosip miring, seperti kasus narkoba atau perselingkuhan.

Salah satu pemain film, Wulandari Indah Mustika (20), menuturkan, keinginan memiliki gaya hidup mewah terkadang menjerat seorang artis masuk dalam bisnis prostitusi. "Gaya hidup tinggi harus diimbangi pendapatan tinggi. Kalau pendapatan ternyata tidak seberapa, biasanya ada yang tergiur mencari jalan pintas," kata pemeran film Halusinasi itu.

Meski demikian, Wulandari mengungkapkan tidak terpengaruh isu prostitusi artis. "Asalkan saya tidak terlibat, ya, santai saja," katanya.

Pembawa acara televisi dan bintang iklan Cedric Andika Devis (24) pun menyatakan hal sama. "Prostitusi di dunia hiburan seperti rahasia umum," kata pria berdarah Perancis itu.

Kerja keras

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com