Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengukuran Sodetan Ciliwung-KBT di Bidaracina Memanas

Kompas.com - 28/05/2015, 10:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Pemkot Jakarta Timur dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) kembali melakukan pengukuran tanah terkait proyek sodetan Ciliwung-KBT di wilayah Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (28/5/2015). Proses pengukuran ternyata berlangsung alot lantaran adanya protes dari warga.

Sejak pagi, warga sudah mendebat tim pengkur sodetan. Permintaan warga untuk lebih dulu mengetahui berapa harga ganti rugi yang bakal mereka terima tidak dapat dipenuhi oleh tim pengukur. Menurut tim, harga ganti rugi baru dapat ditetapkan apabila pengukuran selesai dan melalui tahapan lanjutan lainnya.

Debat ini berlangsung di rumah Ketua RW 04. Warga yang diwakili Astriani, dan sejumlah pengurus warga lainnya, melakukan diskusi dengan Camat Jatinegara Sofian Taher, Asisten Pembangunan Sekretaris Kota Jakarta Timur Andriansyah, tim BPN, kepolisian dan TNI.

Hasil pertemuan, warga meminta petugas hanya mengukur bagian depan halaman rumah. Petugas diminta untuk tidak masuk ke pekarangan rumah. "Kalau ada yang masuk kita teriakin maling saja," seru warga.

Suasana tempat pengukuran dipenuhi oleh ratusan petugas Satpol PP, puluhan petugas Polisi dan TNI. Warga juga berkerumun, khawatir dengan kedatangan ratusan petugas.

Sempat ada insiden petugas BPN yang memasuki pekarangan rumah warga. Warga kembali marah-marah. "Enggak usah lagi ukur-ukur, semua petugasnya ditarik dulu. Ini sudah melanggar kesepakatan. Saya punya bukti ada petugas yang masuk ke dalam rumah," kata Astriani.

Asisten Pembangunan Sekretaris Kota Jakarta Timur Andriansyah berusaha menenangkan situasi. Sejumlah warga menjadi emosional karena menganggap petugas melanggar kesepakatan. Mereka meminta petugas menghentikan pengukuran dan datang kembali besok. Warga minta, agar petugas BPN datang sendiri tanpa di dampingi ratusan petugas aparat.

"Enggak bisa Bu, ini kasihan petugas BPN 40 orang sudah meninggalkan kantornya. Berapa ribu orang yang mau ngurus di BPN tapi mesti nunggu nih," ujar Andriansyah.

Akhirnya, Andriansyah memutuskan meminta Satpol PP, serta petugas TNI dan Polri untuk menunggu di depan. Tim pengukur tanah hanya masuk sendiri ke dalam permukiman warga melakukan pengukuran.

"Jaminan keamanan dari warga ya," kata petugas BPN.

"Tenang, Pak, aman. Kami bukan preman," ujar warga.

Tim pengukur akhirnya didampingi perwakilan warga. Hingga pukul 09.30, pengkuran masih berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com