Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsultan Sebut Revitalisasi Terminal Rawamangun Tak Sesuai Desain

Kompas.com - 29/05/2015, 12:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Indosakti Pancadipo Paragraha, salah satu konsultan yang terlibat proses revitalisasi jalur khusus bus di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, menyatakan, jalur yang ada saat ini tidak sesuai desain awal. Itulah yang menyebabkan bus tidak bisa masuk terminal dengan leluasa.

"Jalur masuk seharusnya lurus, bukan berbelok seperti saat ini," ujar Alfan, staf teknik PT Indosakti, saat ditemui Warta Kota di kantornya, Jalan Pondok Betung Raya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Kamis (28/5/2015).

PT Indosakti adalah konsultan pemenang lelang proyek perencanaan atau Detailed Engineering Design (DED). Lelang itu diadakan pada 3 Juni 2013.

Desain jalan yang dibuat PT Indosakti sendiri berbentuk lurus dengan lebar 3,5 meter. Namun, pada kenyataannya jalur masuk terminal berbelok alias melenceng dari desain awal. Hal itu disebabkan kantor Sudin Perhubungan Jakarta Timur di dekat pintu masuk, yang seharusnya dibongkar, masih berdiri.

"Kita enggak tahu kenapa gedung itu belum dibongkar karena itu bukan ranah kita. Yang jelas, rencana awalnya memang lurus, tapi terpaksa belok karena masih ada gedung Sudin," bilang Alfan.

Alfan mengatakan, pihaknya cuma bertugas melakukan perencanaan revitalisasi, sedangkan pihak pelaksana bukan mereka.

"Setelah kita buat DED, tugas kita selesai. Selanjutnya, kontraktor yang melaksanakan pembangunan berdasarkan desain DED," kata dia.

Putra, karyawan yang bertugas sebagai draftment PT Indosakti, juga menyatakan hal yang sama. Menurut dia, jalur masuk Terminal Rawamangun memang tidak bisa dibuat bengkok.

"Kalau belok memang agak sulit untuk bus bisa masuk," ujar lelaki yang bertugas menggambar desain proyek tersebut.

Dalam gambar yang ditunjukkan oleh Putra, tampak desain jalan awalnya memang lurus. Namun, berubah menjadi bengkok karena terhalang oleh gedung kantor Sudin Perhubungan Jakarta Timur.

PT Indosakti Pancadipo Paragraha adalah konsultan DED dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp 442.850.000. Konsultan lain yang bertugas di bidang pengawasan revitalisasi adalah PT Cinipta Triutama Jaya, dengan nilai pagu anggaran Rp 1.361.316.000. (Gopis Simatupang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com