Di Blok A8, kondisi hunian rusunawa yang tersedia paling banyak terletak di lantai atas, yakni tiga dan empat. Hunian di blok tersebut terlihat cukup rapi dari kejauhan. Namun, setelah didekati, kondisi lantai di dalam hunian rusunawa dipenuhi debu tebal. Debu tebal juga didapati di sekeliling ruangan.
Salah satu warga Rusunawa Blok A8, Razak (45), menyebut pihak penyewa biasanya harus membersihkan terlebih dahulu. Bersih-bersih tersebut bisa memakan waktu hingga dua hari.
"Kita bersihin sendiri. Debunya kan banyak, bisa lebih dari satu hari. Dua harilah. Itu cuma bersihin debu. Belum ngecat dan yang lain," kata Razak kepada Kompas.com, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (29/5/2015).
Berbeda dengan Blok A8, kondisi Blok A10 lebih memprihatinkan. Selain berdebu, kondisi hunian tersebut tampak kusam, khususnya di lantai empat. Beberapa kabel juga terlihat tergeletak di dalam hunian.
Misal di Blok A10, Nomor 4.20, terlihat kaca di sebelah kanannya hilang sehingga orang dengan mudah masuk dan keluar. Setelah ditelusuri, ternyata bukan hanya satu unit yang kacanya hilang, melainkan lima.
Teknisi Rusunawa Marunda, Darman (26), mengakui banyaknya kaca yang hilang di setiap unit. Pemuda bertubuh kecil ini menyebut banyak orang yang tidak bertanggung jawab mencuri kaca-kaca tersebut. "Itu diambil maling," ucap Darman.
Akibat kaca yang hilang, banyak orang bisa keluar masuk ke dalam hunian kosong tersebut. Hal ini dapat dilihat dari beberapa sampah berserakan di hunian tersebut. Lebih mencengangkan lagi, terdapat satu botol minuman keras bekas tergeletak di dalam hunian. Selain itu, terdapat beberapa sampah cengkeh rokok bertaburan dan karung yang tertinggal.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Rusunawa Marunda Abdul Rahman menyebutkan, sebanyak 64 hunian Rusunawa Marunda di Blok A8 dan Blok A10 telah disediakan untuk warga Pinangsia, Jakarta Barat. Sebelum menempati hunian rusunawa, para warga diminta untuk datang ke kantornya untuk diberikan pengarahan.
"Sebelumnya sudah ada 30 warga Pinangsia yang dapat undian (hunian Rusunawa Marunda), tapi hanya satu yang mengambil. Tapi sampai sekarang belum ada yang menempati," kata Rahman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.