Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Anak Saya Dibunuh..."

Kompas.com - 01/06/2015, 08:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Neneng (46), ibunda Alamsyah (17), salah satu korban tawuran di Tambora, Jakarta Barat berkali-kali pingsan melihat putra bungsunya terbujur kaku.

"Alam, jangan tinggalkan Ibu. Kenapa anak saya dibunuh....." ucap Neneng histeris.

Menurut tetangganya, Neneng terus-terusan histeris, sejak masih di kamar mayat RSCM. "Ibu Neneng sampai dipapah karena tak bisa jalan," katanya.

Minggu (31/5/2015) petang ketika ditemui Warta Kota di rumahnya, Neneng mulai tenang. Kata dia, Alam mengalami luka bacokan di bagian pinggang.

"Saya lemas saja seharian. Anak saya meninggal ada dua luka tusukan bentul huruf V di pinggangnya," ujar Neneng di kediamannya di Jalan Kesederhanaan RT 07 / RW 02 Kelurahan Keagungan, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat.

Neneng tidak habis pikir mengapa anak bontotnya itu mengalami kejadian tragis seperti itu, padahal dia tak pernah berbuat nakal. "Anak saya itu orangnya pendiam dan penurut," katanya.

Terakhir kali Neneng melihat anaknya tengah bermain sepak bola di lapangan dekat kediamannya.

"Saya lihat dia terakhir lagi main bola. Sudah gitu kata kakaknya, sewaktu malam dia main perkusi dan enggak pulang lagi ke rumah," ucapnya.

Sementara Lukman (24) kakak korban mengaku merasakan tidak enak hati pada malam itu. Menurut dia, adik bungsunya ini tak biasanya meminta uang kepada dirinya.

"Saya sudah punya firasat enggak enak, tumben-tumbenan dia minta uang. Saya bangun tidur jam 4 pagi, denger kabar adik saya udah ke rumah sakit," kata Lukman.

Menurut Lukman, sang adik tak memiliki musuh. Alamsyah juga tidak pernah terlibat keributan. "Makanya saya heran kok adik saya sampai terlibat tawuran. Saya denger dari temen-temennya awalnya ada yang berantem dan minta bantuan. Adik saya datang ke lokasi, dan malah dia yang jadi korban," ungkapnya.

Lukman menambahkan, dari informasi yang diperoleh rekan-rekan Alam yang berada di lokasi kejadian, adiknya itu dibantai oleh anggota geng motor.

Geng motor tersebut berasal dari wilayah Jakarta Utara. Informasi di lapangan, tawuran melibatkan dua geng dari Jakarta Pusat dengan Jakarta Utara. Kejadiannya pada Minggu sekitar pukul 04.00 WIB terjadi bentrokan antar pemuda di Jalan KH Moch Mansyur RT 02 / RW 01 Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Dua orang, yakni Roni Gunawan (24) yang beralamatkan di Jalan Kesederhanaan Kelurahan Ke­agungan, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat dan Alamsyah (17) berdomisili di Jalan Kesederhanaan Kelurahan Keagungan, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat tewas. Roni tewas dengan luka bacokan di bagian perut sebelah kanan, sedangkan Alamsyah meregang nyawa terkena bacokan di bagian pinggang.

Beberapa saksi mata mengatakan, ketika terjadi bentrokan, Roni dan Alamsyah sempat melarikan diri bersama rekannya. Namun, keduanya terjatuh dan tersungkur di badan jalan. Nahas baginya, mereka menjadi bulan-bulanan musuhnya. Keduanya dihajar secara membabi buta dan disabet golok oleh pelaku.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com