Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilaporkan Tipu Ribuan Orang, Pengusaha Raup Miliaran Rupiah

Kompas.com - 03/06/2015, 20:53 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kamal Tarachan, seorang pengusaha, dilaporkan menipu ribuan orang dalam usaha iklan pada kemasan tisu. Jika perbuatannya terbukti benar, maka ia meraup untung hingga miliaran rupiah.

Artis peran sekaligus penyanyi Rizal Djibran mengaku menjadi salah satu korban Kamal. Ia menjelaskan, bisnis yang memakai modus iklan pada kemasan tisu itu mengharuskan setiap korbannya untuk menginvestasikan sejumlah uang.

"Nominalnya beragam, dari Rp 1 juta hingga Rp 471 juta," kata kuasa hukum Rizal, Herdiyan Saksono, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/6/2015).

Hari ini, Rizal dan sejumlah korban lainnya menyambangi Mapolda Metro Jaya untuk melaporkan Kamal. Mereka menuduh Kamal telah melakukan penipuan dengan melanggar Pasal 378 KUHP tentang Penipuan.

Baca: Ditipu Iklan pada Kemasan Tisu, Rizal Djibran Lapor ke Polda Metro Jaya

Bila korbannya mencapai ribuan orang, maka biaya yang diinvestasikan setiap korbannya bisa mencapai miliaran rupiah. Sebagian uang investasi tersebut ada yang sudah dikembalikan, tetapi tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

Herdiyan menuturkan, setiap investasi Rp 1 juta, korban dijanjikan keuntungan sebesar 1 persen hasil penjualan tisu yang terjual setiap harinya. Padahal, dari jumlah nilai yang diinvestasikan itu, iklan korban dicetak di 50 juta kemasan.

"Jadi sistemnya itu korbannya akan pasang iklan di kemasan tisu itu. Jumlah iklannya tergantung nilai investasinya," terang dia.

Venus Zean, salah satu korban, mengatakan, ia menginvestasikan Rp 101 juta dan dijanjikan diberi keuntungan Rp 200 juta setiap harinya. Dengan demikian, nilai yang diterimanya setelah 5.000 hari berinvestasi adalah Rp 1 triliun.

"Namun, sejauh ini baru Rp 10 juta yang dikembalikan," kata dia.

Mengendus ada yang tidak beres dari bisnis tersebut, para korban saling berkoordinasi. Mereka saling menanyakan kelanjutan bisnis yang tengah mereka kerjakan itu. "Kami bolak-balik memastikan kalau ini adalah penipuan. Akhirnya setelah kami punya bukti-bukti kuat, kami memutuskan untuk melaporkan ke polisi," ujar Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com