Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Saya Buang PNS DKI yang Kerjanya "Ngaco", Hemat Rp 6 Triliun

Kompas.com - 11/06/2015, 19:34 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpendapat, ada 40 persen pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang belum dapat bekerja dengan baik. Dengan demikian, ia akan terus melakukan reformasi birokrasi dengan menurunkan jabatan menjadi staf bagi pejabat-pejabat yang dianggap tidak bisa bekerja dengan baik.

Sebab, selama ini para pejabat eselon kerap menganggap posisinya aman dan tidak bisa turun pangkat. Kini, Basuki mengubah stigma itu. 

"Saya tadi baru analisis, 40 persen PNS DKI ini kerjanya ngaco, enggak benar," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (11/6/2015). 

Bahkan, ia berharap dapat memecat secara perlahan 40 persen PNS DKI yang bekerja tidak efektif ini. Evaluasi selama enam bulan terakhir menjadi acuan.

"Nah kalau saya bisa buang 40 persen pegawai ini, saya bisa hemat anggaran sampai Rp 6 triliun. Makanya saya selalu berharap, kapan orang ini dikeluarin pelan-pelan gitu," kata dia.  

Suami Veronica Tan itu meyakini akan membuat kebijakan yang lebih keras lagi. Apabila ada pejabat yang dijadikan staf lantas masih bandel atau tidak bisa bekerja dengan baik, maka tunjangan kinerja daerah (TKD) akan dipangkas.

Dengan demikian, hanya gaji pokok yang akan diterima olehnya. Sebab, jika menjadi staf, pegawai itu masih bisa mendapat gaji ditambah TKD yang jumlahnya mencapai Rp 12 juta tiap bulan.

Basuki enggan memberikan uang rakyat itu hanya untuk gaji pegawai malas. Ia mengaku sudah mempelajari hal ini secara hukum. Kebijakan pemberian TKD berada di tangan gubernur. 

"Kalau TKD dipangkas, paling dia bawa pulang gaji Rp 2 jutaan. Nah, saya yakin, cepat atau lambat, dia berhenti sendiri. Namun, buat yang korup, mereka sih santai saja dijadikan staf karena sudah kaya. Ya sudah, saya bilang, 'Kamu sudah kenyang, jangan ganggu saya lagi deh'. Nah, saya yakin bisa kurangi 50 persen saja atau 40 persen PNS DKI," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com