"Mereka sudah diberi tempat relokasi di Jalan Penataran, masih kawasan Pegangsaan Timur itu, tetapi mereka tetap tidak mau dan memilih berjualan di sana," kata Kepala Satpol PP Jakarta Pusat, Yadi Rusmayadi pada Kompas.com, Rabu (24/6/2015) siang.
Dari keterangan Yadi, keberadaan para pedagang kaki lima (PKL) itu sebenarnya telah sering ditindak anggota satuannya. Namun para PKL itu tidak pernah jera. [Baca: Pedagang Parsel Mulai Menjamur di Cikini, Pejalan Kaki Terusik]
"Sebenarnya kita sudah melakukan sejumlah langkah, mulai dari mengimbau mereka untuk tidak berjualan di sana hingga menyita dagangannya," kata Yadi.
Tetapi pedagang itu tetap muncul dan semakin menjamur saat momen lebaran maupun natal dan tahun baru tiba.
Bahkan untuk tahun ini, lanjut Yadi, para pedagang itu meminta kelonggaran bebas berjualan di sana untuk terakhir kalinya menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Alasannya mereka masih harus bertransisi mensosialisasikan relokasi pada masing-masing pelanggannya.
"Sebetulnya tempat trotoar itu memang tidak boleh, tetapi kita beri pendekatan win win solution asal mereka mau pindah tahun depan, juga selama berjualan di kawasan trotoar Cikini tidak tumpah ke jalan dan memperhatikan kebersihan sekitar," kata Yadi.
Dari amatan Kompas.com, trotoar sepanjang 500 meter yang terletak di seberang stasiun Cikini itu memang dipadati oleh sejumlah kios parsel.
Trotoar yang sejatinya memiliki lebar sekitar 3 meter hanya bersisa seperlimanya untuk bisa dilalui oleh pejalan kaki.
Keadaan itu diperparah dengan adanya sejumlah mobil yang parkir di depan trotoar. Padahal di sepanjang trotoar itu terdapat rambu-rambu larangan parkir bagi kendaraaan roda dua maupun roda empat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.