Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Disediakan Area Relokasi, Pedagang Parsel Cikini Tetap "Ngeyel"

Kompas.com - 24/06/2015, 16:27 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan pedagang parsel tetap nekat membuka kios di atas trotoar Jalan Pegangsaan Timur Cikini, Jakarta Pusat pada Rabu (24/6/2015) siang. Padahal mereka sudah diimbau untuk tidak berjualan di sana karena Pemkot Jakarta Pusat sudah menyediakan tempat relokasi di Jalan Penataran yang tidak jauh dari sana.

"Mereka sudah diberi tempat relokasi di Jalan Penataran, masih kawasan Pegangsaan Timur itu, tetapi mereka tetap tidak mau dan memilih berjualan di sana," kata Kepala Satpol PP Jakarta Pusat, Yadi Rusmayadi pada Kompas.com, Rabu (24/6/2015) siang.

Dari keterangan Yadi, keberadaan para pedagang kaki lima (PKL) itu sebenarnya telah sering ditindak anggota satuannya. Namun para PKL itu tidak pernah jera. [Baca: Pedagang Parsel Mulai Menjamur di Cikini, Pejalan Kaki Terusik]

"Sebenarnya kita sudah melakukan sejumlah langkah, mulai dari mengimbau mereka untuk tidak berjualan di sana hingga menyita dagangannya," kata Yadi.

Tetapi pedagang itu tetap muncul dan semakin menjamur saat momen lebaran maupun natal dan tahun baru tiba.

Bahkan untuk tahun ini, lanjut Yadi, para pedagang itu meminta kelonggaran bebas berjualan di sana untuk terakhir kalinya menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Alasannya mereka masih harus bertransisi mensosialisasikan relokasi pada masing-masing pelanggannya.

"Sebetulnya tempat trotoar itu memang tidak boleh, tetapi kita beri pendekatan win win solution asal mereka mau pindah tahun depan, juga selama berjualan di kawasan trotoar Cikini tidak tumpah ke jalan dan memperhatikan kebersihan sekitar," kata Yadi.

Dari amatan Kompas.com, trotoar sepanjang 500 meter yang terletak di seberang stasiun Cikini itu memang dipadati oleh sejumlah kios parsel.

Trotoar yang sejatinya memiliki lebar sekitar 3 meter hanya bersisa seperlimanya untuk bisa dilalui oleh pejalan kaki.

Keadaan itu diperparah dengan adanya sejumlah mobil yang parkir di depan trotoar. Padahal di sepanjang trotoar itu terdapat rambu-rambu larangan parkir bagi kendaraaan roda dua maupun roda empat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com