Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meningkatkan Kemampuan Para Pekerja Infal

Kompas.com - 28/06/2015, 08:30 WIB
KOMPAS - Lebaran biasanya dimanfaatkan warga Ibu Kota dan sekitarnya untuk mudik ke kampung halaman. Namun, sebagian warga dari Jawa Tengah dan Jawa Barat rela tak ikut merayakan Lebaran demi mencari tambahan penghasilan sebagai pembantu infal. Mereka bekerja untuk menggantikan asisten rumah tangga yang mudik.

Sakinah (48), perempuan asal Cirebon, Jawa Barat, baru saja tiba di Yayasan Citra Mandiri, agen penyalur pembantu infal di Jalan Anggrek Nomor 45, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (26/6). Sakinah berniat mencari kerja merawat orang jompo selama Lebaran.

Ia pergi ke Jakarta naik bus dengan membayar biaya tiket Rp 60.000. Tahun ini merupakan tahun pertama Sakinah melamar sebagai pembantu infal.

"Anak saya yang paling kecil mau masuk SMK (sekolah menengah kejuruan). Dia butuh uang Rp 1,5 juta untuk biaya pendaftaran," ujar Sakinah yang mengaku sudah lama ditinggal kabur suaminya.

Dengan bekerja sebagai pembantu infal, Sakinah bisa mengumpulkan uang Rp 200.000-Rp 300.000 per hari. Itu merupakan tarif resmi yang dipatok Yayasan Citra Mandiri.

Sebelum ditempatkan, Sakinah bisa menumpang tidur di kantor yayasan. Di ruangan berukuran sekitar 4 meter x 4 meter, Sakinah berbagi kamar dengan pelamar lain. Mereka tidur beralaskan karpet dan tikar. Tidak ada lemari. Baju-baju mereka hanya digantung di tembok.

Bagi Sakinah, merawat orang jompo bukanlah hal baru. Sebelumnya, ia pernah bekerja merawat orang lansia selama beberapa tahun di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Rencana mau cari pekerjaan infal selama satu bulan. Kalau ada yang mau mempekerjakan lebih lama, saya juga mau," tutur Sakinah.

Ningsih (23), perempuan asal Cianjur, Jawa Barat, datang melamar sebagai pembantu infal untuk menambah penghasilan. Sehari-hari, ia hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Terkadang, ia membantu suami menjahit pakaian. Pendapatan suaminya sebagai penjahit sekitar Rp 1 juta per bulan. "Lumayan untuk isi-isi (membeli) perabot rumah tangga," ujar Ningsih mengenai penghasilannya menjadi pembantu infal.

Ningsih datang ke Jakarta atas rekomendasi teman. Dia datang dengan menumpang bus dan membayar tiket Rp 30.000. Ia berencana mengambil pekerjaan hingga H+7 Lebaran. Setelah itu, ia akan kembali ke kampung halaman.

Melatih dan menyalurkan

Pemilik Yayasan Citra Mandiri, Toto Suwanto RZ, mengatakan, yayasan itu ia dirikan pada 1997 sebagai lembaga pelatihan kerja (LPK). Ia melatih calon pekerja asisten rumah tangga, baby sitter, dan pengasuh orang lansia. Setiap tahun, ia juga menyalurkan 200-300 pembantu infal ke seluruh penjuru Jakarta.

"Kebutuhan pembantu infal setiap tahun biasanya 700-800 orang. Namun, tahun ini kami hanya bisa menyalurkan 200-300 pekerja karena gedung baru direnovasi," ungkap Toto.

Atas aktivitasnya itu, Toto mendapatkan dana Bantuan Hibah Grassroots untuk Keamanan Manusia dari Pemerintah Jepang senilai 45.334 dollar AS (Rp 603,8 juta). Dana hibah tersebut digunakan untuk merenovasi gedung lantai III LPK Citra Mandiri dan membeli beberapa peralatan pendidikan.

Pejabat Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Jepang, Kijima Yoshiko, menyampaikan, bantuan itu memang menyasar kaum miskin dan marjinal untuk mendapatkan pelatihan layak supaya mereka mendapatkan pekerjaan. Proyek ini diharapkan memperluas fasilitas pelatihan kerja, termasuk ruang teori, ruang praktik, dan ruang perpustakaan serta pengadaan alat pelatihan kerja bagi baby sitter.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com