Meski demikian, tak banyak penumpang mudik gratis tujuan Jakarta-Semarang yang tahu jika kapal yang mereka tumpangi pernah digunakan sejumlah orang untuk berjibaku di Selat Karimata itu.
"Wah, enggak tahu saya, Mas, kalau ini kapal yang evakuasi AirAsia. Ya enggak jadi soal, yang penting mudik," ujar seorang pemudik, Wahyu (27), Senin (13/7/2015).
Namun, Wahyu sempat menanyakan kondisi kapal yang membawa ratusan potongan tubuh korban kecelakaan AirAsia tersebut. Tak cuma itu, Wahyu rupanya juga berpikir dan berharap agar selama di perjalanan nanti tidak diganggu arwah para korban AirAsia.
"Kapal ini ada hantunya enggak, ya? Kalau ada arwah korban AirAsia, seram juga ya, Mas. Mudah-mudahan enggak ada deh," ujarnya.
Menurut pantauan Kompas.com, ribuan warga Jakarta dan sekitarnya yang ikut mudik kebanyakan menggunakan sepeda motor dengan membawa anak dan istrinya. Beberapa di antara mereka juga membawa sejumlah perlengkapan pribadi untuk keperluan selama di kapal nanti, khususnya alat tidur lengkap.
"Kalau naik kapal tentara sepertinya aman ya. Yang jadi soal, takutnya nanti anak saya kena angin laut. Soalnya perjalanan ke Semarang bisa sampai 13 jam," kata Mita (24).
Mita mengaku baru kali pertama ini mudik menggunakan kapal. Ibu satu anak tersebut mengaku tidak kebagian tiket kereta api yang ludes terjual.
"Harusnya naik kereta. Tiap tahun, saat mudik, saya selalu naik kereta. Sekarang enggak kebagian tiket, jadi terpaksa naik kapal," ungkapnya.
Menurut pemudik lainnya, Siswoyo (34), dia harus datang lebih awal supaya mendapat tempat yang strategis, mengingat para penumpang mudik gratis hanya disediakan sebuah tenda besar beralaskan terpal.
"Kalau tempat sih rebutan aja, Mas. Siapa cepat, dia dapat. Kalau telat, ya enggak kebagian," ujar Siswoyo.
Jelang keberangkatan kapal tersebut, tercatat ada 1.875 penumpang dan 975 sepeda motor yang siap diantarkan ke Semarang. Selain KRI Banda Aceh, satu kapal milik Pelni, Dobonsolo, juga diikutsertakan dalam mudik gratis tahun ini.
Ditemui terpisah, Komandan KRI Banda Aceh Letkol (Laut) Edi Haryanto mengatakan, nantinya dengan kapal yang sama, para penumpang mudik gratis dapat kembali ke Jakarta melalui Semarang pada 24 Juli mendatang.
Kapasitas angkut penumpang di kapal tersebut, menurut Edi, lebih dari 2.000 orang. Namun, demi kenyamanan, jumlah penumpang pun harus dibatasi.
"Untuk penumpang, kami batasi tidak lebih dari 1.800 penumpang supaya aman dan selamat. Jadi, kita tidak rekomen lebih dari 2.000 orang. Lokasi penempatan penumpang di dek heli dan hanggar heli. Selain itu, ada delapan ruangan pasukan berkapasitas 225 tempat tidur. Namun, itu khusus untuk ibu dan anak kecil," ujarnya.
KRI Banda Aceh pernah dilibatkan juga dalam Ekspedisi Bakesra, Latihan Multinasional US "Rimpac 2014", SAR AirAsia, dan Ekspedisi Nusantara Jaya 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.