Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Pembunuhan Wartawati di Bojong Gede Masih Misterius

Kompas.com - 19/07/2015, 14:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Pembunuhan wartawati Noerbaety Rofiq (44) di rumahnya di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, menyisakan misteri. Belum diketahui apakah pembunuhan itu terkait masalah pribadi atau pekerjaan korban.

Kakak ipar korban, Ilham (47), mengaku tidak memiliki informasi apakah adik bungsu istrinya itu memiliki masalah hingga berujung pada pembunuhan. [Baca: Pelaku Pembunuhan Wartawati di Bojong Gede Tinggalkan Jejak]

"Kalau lihat kasusnya itu kalau diikat gitu, kita enggak tahu apakah motifnya perampokan atau dendam pribadi. Kita enggak tahu," kata Ilham di depan rumah korban, Minggu (19/7/2015). [Baca: Wartawati yang Dibunuh di Bojong Gede Tewas Tertelungkup dan Terikat]

Menurut Ilham, Noerbaety biasanya bercerita mengenai masalah pribadi ke teman dekat. Namun, dia pernah mendengar korban berkeluh kesah soal pekerjaan kepada istrinya. 

"Kalau yang pribadi banget itu soal kerjaan, katanya dia cerita soal kerjaannya yang dialihkan ke yunior dia," ujar Ilham.

Ilham mengatakan, korban termasuk pribadi yang pendiam. "Agak tertutup gitu," ujar Ilham.

Hal senada diungkapkan Muhammad Soleh (37), Ketua RW 09 setempat. "Selama jadi RW, saya memang belum pernah lihat beliau. Jadi memang saya enggak pernah lihat beliau," ujar pria yang sudah 1,5 tahun jadi ketua RW itu.

Noerbaety yang belum berkeluarga tinggal sendirian di rumah itu. Ayahnya, MR, meninggal pada tahun 2000, sementara ibunya tinggal dengan kakak korban di Tebet.

Noerbaety ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (18/7/2015) pukul 13.00. Korban ditemukan bersimbah darah dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat. [Baca: Wartawati Ditemukan Meninggal di Kediamaannya di Bojong Gede]

Polisi memperkirakan korban sudah tewas cukup lama, yakni lebih dari lima hari. Pihak Polresta Depok dan Polsek Bojong Gede tengah menyelidiki hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com