Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Taufik Mengaku Sempat Kesal dengan Kadisdukcapil DKI

Kompas.com - 23/07/2015, 10:21 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik mengaku sempat gusar dengan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta Edison Sianturi. Sebab, Edison tidak memberi pengertian terlebih dahulu terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengenai syarat yang harus dipenuhi pendatang baru.

"Kadisdukcapil itu enggak cerdas. Asal ngomong. Dia dong harusnya yang kasih masukan ke pak Gubernur. Ini kan masalah tahunan sebenarnya," ujar Taufik di gedung DPRD, Rabu (22/7/2015).

Taufik mengacu kepada ucapan Ahok (sapaan Basuki) pertama kali mengenai pendatang di Jakarta. Ketika itu, menurut Taufik, Ahok salah mengeluarkan statement.

Mengundang penduduk luar untuk datang ke Jakarta tidak semudah ucapan Ahok. Apalagi, Ahok berjanji akan membagi-bagikan KTP kepada pendatang.

"Nanti nih kalau ada penggusuran, mereka akan bilang, 'saya kan disuruh pak Ahok untuk datang Jakarta. Kan saya diundang pak Ahok,'," ujar Taufik.

Seharusnya, kata Taufik, Edison sebagai Kadisdukcapil memiliki tanggung jawab untuk memberi pengertian kepada Ahok.

Taufik pun lega bahwa saat ini Ahok sudah mulai memperjelas ucapannya. Hal itu dia pantau melalui pemberitaan di media. Dia lega bahwa Ahok sudah memperjelas bahwa pendatang yang ingin menetap di Jakarta harus mematuhi syarat tertentu. Seperti surat pindah, tempat tinggal, dan pekerjaan agar bisa mendapatkan KTP.

"Jadi statement pertama yang salah. Yang dia bilang akan memberi KTP. Pemberian KTP harus penuhi prosedur. Merekaharus bawa surat pindah. Untuk punya KTP, dia juga harus dimasukin di KK itu kan. Jadi harus lengkap jaminan pekerjaan dan tempat tinggalnya," ujar Taufik.

"Apalagi, pendatang urusannya bukan cuma KTP. Mereka pasti akan menuntut KJP dan KJS juga. Nah jangan sampai pendatang ini jadi beban," ujar Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com